
Banyak sekali peristiwa yang telah terjadi pada tahun 2024 yang mengiringi kehidupan umat manusia dimuka bumi ini. Dimana selalu diikuti oleh romantika kehidupan yang silih berganti seiring putaran bumi pada poros nya.
Suka duka manusia terlihat dari peristiwa yang terjadi siang dan malam, ada yang tertawa riang dalam kedamaian, dan ada pula yang menangis histeris kesakitan dalam kepahitan hidup yang membelenggu.
Menengok keluar jendela rumah besar kita Negara Indonesia, di Gaza, Palestina, tengah terjadi pembantaian umat manusia oleh Zionis Tentara IDF Israel. Sudah hampir 45.600.jiwa melayang, dimana korbannya kebanyakan wanita dan anak anak.
Belum lagi pembunuhan tokoh tokoh pejuang Kemerdekaan Palestina oleh zionis Israel, seperti Hasan Nasrullah(pemimpin Hizbullah), Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar (Pemimpin Hamas), dan pembunuhan pemimpin Garda Revolusi Iran, Jendral Abbas Nilforushan.
Sebuah taktik bumi hangus yang keji dan biadab terus dilancarkan dengan alasan memburu para pejuang Hamas. Meski PBB dan Mahkamah kejahatan Internasional sudah menjatuhkan sangsi terhadap PM Israel, Benyamin Netanyahu berikut Panglima angkatan perang nya Yoav Gallant dan Herz Halevi, sebagai penjahat perang yang harus ditangkap dan dibawa ke Pengadilan Internasional di Belanda.
Timur Tengah terus membara karena konplik Israel- Palestina menyeret negara Iran, Yaman, Libanon, Suriah, Turki, dan tentunya negara dorna Amerika dan sekutunya yang setia NATO dan Uni Eropa.
Sementara Perang Rusia- Ukraina belum memperlihatkan tanda tanda akan berahir, justru oleh negara negara dijadikan ajang uji coba senjata mutakhir seperti rudal HIMARS Amerika, tank Leopard Jerman, tank Merkava, ATAMC rudal jelajah jarak jauh Amerika, dan aneka senjata lainnya yang dipasok negara barat buat Ukraina. Namun bukannya mampu mengusir bala tentara Rusia, sebaliknya diakhir tahun 2024, tentara Zelensky banyak yang kabur dari medan perang karena tak kuat melawan serangan tentara beruang merah. Presiden Zelensky pun semakin sempurna sebagai boneka Amerika yang tengah menunggu kehancuran Kiev.
Rusia yang diisolir dari dunia Internasional yang diinisiasi Amerika dan Inggris, dengan sangsi ekonomi dari blok Barat, tetap berdiri kuat dan mendapat dukungan dari negara negara yang tergabung dalam BRICS (Brasilia, Rusia, India, China, Aprika Selatan) ditambah anggota baru yaitu Indonesia, Malaysia, Vietnam, Korea Utara, Kirgistan, Uzbekistan, Turki, Iran, Belarusia, Venezuela, Kuba, Tajikistan, dan Paraguay, Uganda, dan Moldova.
Dunia pun sedang diambang kehancuran mendekati Perang Dunia ke tiga akibat egoisme Amerika dan sekutu nya. Perubahan geopolitik, sosio ekonomi, dan ideologi yang dijadikan sudut pandang para elite politik ditingkat atas, menjadi pemantik terjadinya konplik politik antar bangsa.
Di Suriah regim Bashar Assad yang berkuasa lima dekade digulingkan oleh milisi HTS pimpinan Mohammad Zolani alias Abu Shara. Sekarang kekuasaan dipegang oleh faksi pejuang pro demokrasi yang dipimpin Milisi HTS.
Di Myanmar perang saudara masih berkecamuk, pemerintah junta Militer yang mengkudeta pemerintahan demokratis Aung San Sukyi, terlibat pembantaian massal terhadap kaum Rohing nya. Mahkamah kejahatan Internasional pun menjatuhkan sangsi kepada regim militer Aung Hlaing sebagai penjahat perang.
Kemudian Amerika Serikat yang mulai redup sebagai negara adidaya dan mengklaim sebagai polisi dunia sudah tidak populer lagi karena sebagai negeri hipokrit dengan standar ganda dalam mendukung dan melindungi penjahat perang Israel. Satu sisi berteriak sebagai pecinta HAM dan pendekar demokrasi, disatu sisi sebagai biang kerok kerusuhan di dunia.
Menilik kedalam negeri kita sendiri, ada Koruptor kelas kakap yang rampok anggaran negara 298 triliun hanya dihukum 6,5 tahun penjara. Padahal di negeri tirai bambu dan Vietnam korupsi miliaran rupiah sudah pasti di dor. Kita hanya bisa mengurut dada betapa hebatnya koruptor yang lepas dari jerat hukuman berat, meski Presiden Prabowo meminta agar dihukum 50 tahun penjara.
Majelis yang diketuai Eko Aryanto dengan anggota Suparman Nyompa, Eryusman, Jaini Basir, dan Mulyono itu menghukum Harvey pidana penjara 6,5 tahun. Jaksa penuntut umum (JPU) menuntut Harvey dihukum 12 tahun penjara. Hukuman tersebut dianggap membuat publik geram, mengingat total kerugian negara dalam kasus korupsi timah itu mencapai Rp300 triliun.
Putusan yang dinilai janggal itu membuat Komisi Yudisial dan Kejaksaan Agung melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap para Hakim Pengadilan Tipikor yang diduga kena suap itu.***Dudi Daudi