
TINDAK, GARUT-- Korban Pelecehan seksual, Nur (20), didampingi oleh orang tua dan pengacara nya meminta kepada aparat penegak hukum untuk secepatnya menindak lanjuti perkara yang sedang dihadapkan ke pihak PPA.
Korban dugaan pelecehan seksual itu diketahui sebagai penyandang disabilitas tuna rungu dan keterbelakangan mental. Dimana menurut keluarga korban pelecehan itu terjadi 6 tahun kebelakang.
Menurut pengacara korban, Pepen S.H, menjelaskan, bahwa kasus ini sedang dijalani melalui tahapan tahapan dan Pepen pun mengatakan bahwa proses ini tak semudah yang dipikirkan, "Sekarang sedang pemanggilan pelapor dan korban, dan membutuhkan tenaga ahli baik Visum mau pun dokter psikolog karena korban ini kan difabel,"
"Jadi harap bersabar pihak kepolisian pun khususnya Unit PPA sedang berjibaku mengumpulkan data data yang akurat," ungkap kuasa Hukum korban, Pepen SH, Nur. Semoga saja perkara ini cepat selesai dan korban pun mendapatkan hak nya yaitu keadilan,".
"Untuk kasus ini pelaku dapat dijerat oleh UU no 8 tahun 2016 dan bisa di Junto kan apalagi ini kekerasan seksual terhadap kaum disabilitas ancaman nya bisa sampai 14 tahun penjara," ungkap nya.
Sementara orang tua korban, Diding, dari Kampung Cioray Tengah Desa Nanjung Jaya, Kecamatan kersamanah, berharap agar anak nya mendapatkan keadilan yang seadil adilnya apalagi kalau melihat kondisi anak nya yang kekurangan mental dan tuna rungu memiliki hak dalam perlindungan hukum dengan adil.
Diding meminta kepada penegak hukum agar permasalahan ini segera tuntas agar keluarga nya bisa tenang,
"musibah ini cukup sampai anak saya saja jangan sampai ada lagi korban korban yang lainnya," pungkasnya*** Dede Saliman