TINDAK, Majalengka -Santri yang digolongkan sebagai kaum sarungan sudah terbukti mempunyai andil yang besar dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Maka melalui Keputusan Pemerintah RI, pada setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Berdasar fakta sejarah pada tahun 1947, ketua Nahdatul Ulama KH Hasyim Asy'ari, saat agresi militer Belanda kedua mendeklarasikan resolusi Jihad untuk angkat senjata melawan tentara kolonial Belanda yang dibonceng oleh sekutu di Asia Pasifik. Bukan hanya itu sebelumnya Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, Panglima Polim, sampai kepada KH Agus Salim, KH Zaenal Mustopa, dan Buya Hamka, semuanya adalah para pelopor perjuangan di Nusantara dari kalangan ulama.
Kini gaung dan semangatnya masih kuat dan terus menginspirasi kaum Santri di seluruh tanah air. Dimana para santri dari berbagai lembaga Islam, sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan dan pengorbanan para Ulama dalam membela dan mempertahankan tanah air dari cengkeraman penjajah. Maka kini setiap tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional.
Di Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, ratusan Santri Santriwati dari berbagai Pondok Pesantren dan Lembaga keagamaan yang berada di wilayah Kecamatan Lemahsugih, tumpah ruah menyambut Hari Santri Nasional 2024. Kegiatan HSN dihadiri oleh Muspika Kecamatan Lemahsugih, Ketua MUI, Kepala KUA dan jajaran, para OPD Kecamatan Lemahsugih, para Kepala Desa, dan para tamu undangan lainnya (19/10/2024).
Berbagai kegiatan Lomba digelar. Mulai dari Qosidah/marawis, Pidato, Baca MTQ, MHQ, Barjanji, dan Pembacaan kitab Kuning.
Menurut Ustad Dusep Abdul Qodir, ketua Panitia yang juga Sesepuh Ponpes Wasillatul Barokah, Galumpit, Sadawangi, dari kegiatan Hari Santri Nasional ini diharapkan bisa mempersatukan ukhuwah Islamiyah terkhusus bagi para Kyai dan Santri yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pondok Pesantren Lemahsugih. Dengan kegiatan ini diharapkan Santri tampil kedepan sebagai pelopor yang yang membangun Akhlakul karimah, bahkan sebagai agen of change yang ikut berperan serta dalam proses pembangunan negara bangsa, bahkan ikut menentukan arah kehidupan umat yang beriman dan takwa.***DAD
Doc TDK: