TINDAK,KABUPATEN TASIKMALAYA-.(31/12/2023). Sejak 4.000 Tahun Sebelum Masehi, Asal usul perayaan tahun baru untuk yang pertama kali dirayakan, dalam penelusuran para ahli tercatat sekitar 4.000 tahun atau 2.000 tahun sebelum masehi (SM). Tujuan perayaan tahun baru ini pada saat itu, dalam rangka menghormati kedatangan tahun baru yang dilakukan oleh bangsa Babilonia (1696-1654 SM).
Seperti dikutip dari History, dalam catatannya menyebutkan, orang-orang pertama kali merayakan tahun baru sekitar 4.000 tahun lalu di Babilonia kuno. Perayaan ini dulu diadakan pada akhir bulan Maret. Jadi Orang Babilonia menandai awal tahun baru dengan mengadakan festival besar yang dinamakan "Akitu"
Oleh karena itu, Tahun Baru Masehi merupakan perayaan tahun baru yang dirayakan oleh banyak orang di seluruh dunia. Kembali Asal-usulnya perayaan ini bermula dari penanggalan yang dibuat oleh bangsa Romawi kuno sekitar tahun (45 SM) yang kemudian disempurnakan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582(M).
Menurut dan mengutip WikipediA, bahwa Tahun baru adalah hari permulaan tahun, di mana dilakukan suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Hari tahun baru di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari seperti negara-negara lainnya di dunia karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian yang berasal dari kepausan pada tahun 1582. Sebelumnya negara Inggris dan koloni Amerika lanjut masih merayakan tahun baru pada tanggal ekuinoks musim semi di bulan Maret. Namun baru lah pada tahun 1752, Inggris dan koloni-koloninya akhirnya mengadopsi kalender Gregorian.
Kalender ini telah menjadi acuan internasional untuk perjanjian, kesepakatan, kontrak perusahaan, dan dokumen hukum lainnya.
Perayaan Tahun baru biasanya ditandai dengan upacara atau suatu kegiatan yang melambangkan membuang tahun lama dan bersukacita menyambut tahun baru. Ada banyak perayaan unik yang dilakukan oleh setiap negara di seluruh belahan dunia. Hal ini bisa dijadikan sebagai referensi orang-orang untuk merayakannya bersama orang-orang terdekat.
Kebiasaan - kebiasaan tradisi yang unik dalam perayaan tahun Baru; seperti :
1. Lempar bunga putih ke laut.
Perayaan tahun baru dengan cara melempar bunga berwarna putih ke laut ini dilakukan oleh penduduk di negara Brazil. Penduduk meyakini bahwa dengan mengenakan pakaian putih, melemparkan bunga putih, dan lilin ke laut saat malam tahun baru adalah bentuk persembahan kepada Dewi Laut. Jika dalam acara tersebut laut mengembalikan persembahan tersebut, berarti Sang Dewi dianggap tidak menerimanya. Meskipun begitu, hal tersebut diyakini bukanlah sebuah "hukuman" namun dimaksudkan untuk menenangkan Dewi Laut. Hal ini dipercaya memberkati ibu dan anak masyarakat Brazil. Perayaan dengan cara lempar bunga putih ke laut selain untuk persembahan kepada dewi laut juga bertujuan untuk membawa kemakmuran pada tahun mendatang.
2.;Pecah piring.
Perayaan tahun baru dengan memecahkan piring dilakukan oleh penduduk di Eropa yaitu tepatnya di Denmark. Memecahkan piring tepat saat malam tahun baru dianggap membawa keberuntungan pada tahun berikutnya. Hal ini dijadikan oleh penduduk setempat berlomba-lomba memecahkan piring khususnya terbuat dari beling (kaca) atau keramik sebanyak-banyaknya agar semakin besar keberuntungan yang akan didapat.
3. Pakai celana dalam merah.
Tradisi ini cukup unik, di Negara Italia merayakan tahun baru dengan memakai celana dalam berwarna merah pada malam pergantian tahun yang dianggap membawa keberuntungan khususnya dalam hal percintaan. Tradisi ini dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan.[3]
4. Pukul Lonceng.
Tradisi unik di Jepang merayakan tahun baru dengan cara memukul atau membunyikan lonceng selama 108 kali. Pukulan selama 108 kali dianggap sebagai harapan, keinginan, atau penderitaan yang telah dialami. Menurut penduduk di Jepang, kegiatan pukul lonceng dianggap mampu menghilangkan emosi, marah, dan hal-hal negatif yang ada.
Tradisi unik perayaan tahun baru masyarakat di Nusantara
Liburan Bareng Keluarga hingga Sahabat.
Badendang Rotan (Maluku).
Konser Musik.
Melepaskan Lampion (Jawa Tengah).
Bermain Game.
Nonton Film.
Kembang Api (Seluruh Daerah).
Menerbangkan Lentera ke Langit.
Tukaran kado.
Festival Makanan (Bali).
Karaoke Bersama.
Pesona Kemilau (Toraja).
Mendaki Gunung.
Kesenian Tradisional (Surakarta).
Doa Bersama untuk Refleksi Akhir Tahun. Meniup Terompet konvoi Keliling Kota.
Iwan Singadinata.
#kominfokabupatentasikmalaya
#humaskabupatentasikmalaya
#semuaorang