TINDAK- Yang dimaksud Surga adalah tempat yang kekal sebagai balasan bagi orang beriman. Surga memiliki beberapa tingkatan yang penghuninya disesuaikan dengan amal perbuatannya selama di dunia. Surga digambarkan sebagai tempat yang penuh kenikmatan.
Dalam makna lainnya, Surga dianggap sebagai tempat yang sangat indah dan penuh dengan kenikmatan yang tidak terbayangkan oleh manusia. Surga juga dianggap sebagai hadiah dari Allah bagi mereka yang beriman dan beramal saleh.
Sedangkan menurut bahasa dan istilah adalah dikutip dari buku Surga dan Neraka: Menurut Al-Quran dan As-Sunnah, Ummar Sulaiman al-Asyqar, (2019), dalam bahasa Arab surga berasal dari kata al-jannah yang artinya adalah kebun. Sementara itu secara istilah surga dapat diartikan sebagai tempat yang penuh dengan kebahagiaan dan kedamaian yang abadi.
Dalam Hadits Riwayat Muslim (HR.-Muslim) menjelaskan: Hanya rahmat Allah SWT yang dapat memasukan manusia ke surga. Jabir berkata, aku mendengar Nabi SAW bersabda, “Tidak seorang pun dari kalian yang dimasukkan surga oleh amalnya dan tidak juga diselamatkan dari neraka karenanya, tidak juga AKU (Rosulluloh), kecuali karena rahmat dari Allah.
Allah sudah tahu mana penghuni surga dan mana penghuni neraka, ujar Ustaz Khalid Basalamah. "Tetapi bukan paksaan dari Allah, bukan dijabarkan, bukan dipaksa harus di neraka harus di surga," imbuhnya. Ustaz Khalid Basalamah menyebut hal itu berhubungan dengan keluasan ilmu Allah SWT.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim menjelaskan bahwa manusia tidak bisa dimasukkan ke surga oleh amalnya. Manusia dikatakan dimasukkan ke surga jika Allah SWT memberi rahmat dan karunia kepadanya.
عن عائشة - رضي الله عنها -: أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال: سدِّدوا وقارِبوا وأبشِروا؛ فإنه لا يُدخِل أحدًا الجنةَ عملُه ، قالوا: ولا أنت يا رسول الله؟ قال: ولا أنا، إلا أن يَتغمدَني اللهُ بمغفرة ورحمةوأنَّ أحبَّ الأعمالِ
Aisyah istri Nabi Muhammad SAW berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Tujulah (kebenaran), mendekatlah dan bergembiralah bahwa sesungguhnya tidak seorang pun dari kalian yang dimasukkan surga amalnya." Mereka bertanya, "Tidak juga Tuan, wahai Rasulullah?"
Nabi SAW menjawab, "Tidak juga aku, kecuali bila Rabb-mu melimpahkan rahmat dan karunia padaku. Dan ketahuilah bahwa amal yang paling disukai Allah adalah yang paling rutin meski sedikit." (HR Muslim).
Dalam hadits riwayat Ath Thabrani, Al Bazar, Al Hakim, Abu Nu'aim, dan Al Baihaqi, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa, golongan pertama yang masuk surga ialah orang-orang yang senantiasa memuji Kebesaran Nama Allah SWT, baik dalam keadaan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
"Berdasarkan hadits, menurut UAS singkatan Ustadz Abdul Somad menegaskan bahwa hukum dalam Islam berlaku bagi siapapun, termasuk keturunan Rasulullah SAW sekalipun. Artinya, tidak semata-mata keturunan nabi memiliki kekebalan hukum atas hukum-hukum yang ditetapkan Allah SWT. “Hukum berlaku bagi keturunan Nabi Muhammad SAW."
Habib Husein bin Ja’far Al-Haddar, penulisw sekaligus pendakwah muda dari kalangan Ahlul Bait. mengatakan mesti digarisbawahi pula, pemuliaan terhadap Ahlul Bait ini jangan lantas dijadikan alasan untuk merendahkan mereka yang ahwal. Sebab para Ahlul Bait sendiri tidak dididik untuk gila akan sikap hormat dari para pecintanya (muhibbin).
Kesimpulan : 1. Hukum dalam Islam berlaku bagi siapapun, termasuk keturunan Rasulullah SAW sekalipun. Artinya, tidak semata-mata keturunan nabi memiliki kekebalan hukum atas hukum-hukum yang ditetapkan Allah SWT.
2. Kita sebagai manusia awam, jangan sampai terpengaruh oleh perilaku manusia yang belum tentu asal usul dari keturunan Nabi Saw.***Iwan Singadinata.
Sumber Dari Berbagai Literatur Pengetahuan Dan Pustaka Pribadi.