Cinta Terlarang Kakak Adik Sekandung Yang Akhirnya Berani Lakukan Hubungan Intim

 

( Episode II )

(Dalam episode sebelumnya - boleh gak aku tahu nama jelasmu dan alamatmu

Si cantik mengiyakan namaku lovely alamat aku di provinsi di Pulau terbesar diantara palau yang ada di Nusantara mas Iwan.)

Lovely bukan nama sebenarnya... sebuah nama samaran yang aku berikan padanya, diapun langsung menyetujuinya...... sambil bicara manja...iiiih!.. bagus banget mas Iwan...aku suka, kilahnya.

Dan..Mas iwan...usiaku kini 30 tahun...dan aku anak pertama dari 2 bersaudara. .dan adik aku laki- laki.. orangtuaku selalu memanjakan aku.....ya' buat aku sendiri.. cukup ngerti'lah!! ungkapnya...... Apa sudah menjadi kebiasaan gitcu...orangtua bila punya anak cewek... ya' mas...atau memang saking senengnya...tau lah...ya! mas!!!.. lovely seraya menatap awan biru dilangit.

Setahun setelah aku lulus kuliah dari salah satu sekolah tinggi swasta yang ada dikotaku, aku menikah'dengan kekasih..pujaan hati yang terpilih dari sekian banyak para lelaki yang selalu menggodaku....namanya Rivaldi bukan nama asli...dia lelaki mapan yang sudah lama bekerja disebuah perusahaan pertambangan yang ada..dikota yang menyimpan butiran harta, ujarnya.

Ketika lovely sudah resmi menjadi istri Rival... tidak seperti kebanyakan yang lain.. tinggal bersama orangtua dulu...dia memboyong aku kerumah yang dia sudah miliki dari hasil keringat kerjanya... dengan perabotan dan perlengkapan rumah...ya.. cukup elegant...mas Iwan buat aku... karena saat dirumah orangtua . Perlengkapanya...sederhana.

Tentu saja suasana semacam ini... membuat aku yang kini telah menjadi istri.... semakin nyaman lahir batin... apalagi rival selalu menyapa aku dengan kata-kata indah...I love you!!...lovely.

Malam pertama ungkap lovely bercerita....Rival setelah resmi menyatakan janji didepan penghulu akan selalu menafkahi lahir dan batin.. . tidak serta merta... melakukan kewajiban sebagai suami ketika dirumahku... mungkin suasana bagi dia sangat terganggu atau bisa juga...ah!.. nanti dirumah yang kini menjadi milikku... dengan senyuman sedikit terpaksa...malu mas Iwan xixixixi.... okay'forget it! Ungkapnya 

Setelah 3 hari menjadi suami rival... minta ijin dan minta doa ayah dan ibu aku...bagi Rivaldi mertua... untuk membawa aku ketempat tinggal yang sudah ada tak jauh dari tempat kerjanya... kalau disini jauh dan cukup melelahkan.....dan dengan diantar keluarga lovely setelah menempuh perjalanan waktu 3 jam...tiba dirumah...buat aku dan keluarga tentu agak terheran juga ketika melihat dan berada dirumah....ibu aku bilang dan masih teringat di kupingku.... suamiku lovely buat ibu adalah mantu yang membuat hati ibu jadi tenang.... sambil berucap terimakasih Tuhan!!!.

Keluargaku tak lama istirahat dan nginep dirumah, hanya sekitaran 2 jam berada bersama ...rivalpun kaget... katanya malamnya akan dibawa untuk makan bersama-sama disebuah restauran yang terkenal kelezatan sajian masakannya... ayah dan ibu beralasan semalam sebelum berangkat kesini, ayah dapat telepon dari rekan kerja ayah...ada hal yang sangat penting.. katanya.

Setelah keluarga aku pamit.... rupanya rival sudah mulai ingat akan kewajiban untuk menafkahi batin aku.... dan memang saja...dia minta aku untuk berganti baju yang ku pakai dengan kain daster biru yang tak cerah bagai rok mini kesukaannya. .. dan tentu sebagai istri aku menuruti kemauan Rivaldi....dia memutar sebuah lagu Aku Semakin Cinta Vina Panduwinata... dengan iringan lagu ini aku diberikan nafkah batin dari rival, walaupun hampir satu jam bekerja untuk menjadi suami yang sebenarnya.... aku juga menetes air mata atas kerja kerasnya, karena dia ingin disebut dan membuktikan Lelaki sejati sebagai pejantan tangguh ....dan akhirnya aku beri dia senyuman yang tak bisa ku ungkap kan dengan kata.. hanya aku bisa berkata :

"Selamat datang calon anakku dari benih benih yang bersemai suamiku didalam ruangan exclusif terindah dan nikmat"

Suamiku Rivaldi kecapaian serta sempat menyampaikan kata I love you terdengar juga lantunan lagu Aku Semakin Cinta Vina Panduwinata....(bersambung).**

Iwan Singadinata.

#semuaorang