MEDIA TINDAK.COM-TASIKMALAYA-Setahu publik, yang sulit adalah meminjam uang. Namun, beda halnya dengan bank ini, nasabah ingin melunasi, tetapi malah dipersulit. Ada apa?
Pak Endang Komarudin, selaku pensiunan Bank BRI bahkan pernah sampai marah-marah dan kesal terhadap pihak Bank BJB Syariah yang berada di kota Tasikmalaya. Pasalnya, pada tahun 2004 yang lalu pernah mengajukan pinjaman ke bank tersebut dengan menjaminkan surat rumah, dan temannya yang bernama Pak Ate juga menjaminkan surat tanah (Balong).
Saat awak media melakukan konfirmasi di kediaman Pak Endang, di Jl. Ampera no.195 RT.002 RW.008 kelurahan Panglayungan kecamatan Cipedes kota Tasikmalaya Jawa Barat ( Senin 7/5/2023 ).
"Betul waktu itu pinjam ke Bank Rp 20.000.000,- dan bersih nya Rp 16.000.000,- setelah dipotong simpanan adm dan lainnya," ucapnya pada media.
Awal diajukan pinjaman tersebut untuk menambah modal koperasi LPM yang di kelolanya, tetapi jaminan yang dijaminkan milik pribadi.
Pak Endang pun mendatangi kantor Bank BJB beberapa kali untuk mempertanyakan sertifikat rumah tersebut, serta ingin diambil dengan melunasi pinjaman. Namun, pihak Bank mengatakan berkasnya masih dicari dan belum ketemu sampai saat ini, terhitung sudah 19 tahun lamanya.
Awak media berupaya menghubungi pihak Bank BJB Syariah lewat telpon, tetapi tidak direspon, bahkan pesan Wa terlihat hanya dibaca.
Patut diduga pihak Bank ini terkesan menghindar atau bisa jadi menganggap sepele pada konfirmasi awak media. Hal ini sudah menjadi sengketa, dan Pak Endang dapat melaporkannya ke BPSK (Badan Perlindungan Sengketa Konsumen) arau melaporkan ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
Berharap dengan terbitnya berita ini, pihak Bank bisa sesegera mungkin menyelesaikan permasalahan ini.
Saat dikonfirmasi siang tadi, (Selasa 9/5/2023) awak media sempat dihambat dalam menjalankan tugas untuk bisa melakukan konfirmasi pada pejabat bank yang berkompeten, Securiti mengatakan bahwa harus membuat surat perjanjian bertemu dulu bila ingin konfirmasi.
Karena hal itu, awak media pun menjelaskan bahwa tujuan konfirmasi itu untuk menulis berita dari dua sisi supaya berimbang, tetapi nampaknya securiti tidak faham dengan tugas wartawan atau mungkin karena perintah atasan.
Kemudian awak baru dibolehkan masuk setelah beradu argumen. Setelahnya, kami hadapkan dengan seorang customer service yang memiliki sikap tidak seperti biasanya, yaitu menyambut dengan senyum, salam, dan sapa.
Bukan hanya itu, customer service ini juga berlagak seperti pimpinan bank yang sok tahu. Bahkan, meminta KTA awak media untuk dicek dulu kebenaran legalitas perusahaannya. Setelah mengecek KTA wartawan, Customer service ini menyarankan menemui staf lain di belakang sambil basa basi, sehingga awak media pun merasa dianggap macan ompong.
Dengan terbitnya berita ini, diharapkan permasalahan berkas nasabah yang hilang bisa cepat ditemukan, karena nasabah ingin melunasi hutang dan ingin mengambil surat tanahnya. Juga, harapan kedepan supaya pimpinan bank memberikan pemahaman kepada stafnya bahwa siapa pun tamu yang datang harus diberikan salam, senyum, dan sapa. Jangan karena securiti memberitahu dulu yang datang wartawan sehingga sikap ramah tidak diperlihatkan**red
