SINJAI Tindak.Com-Wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) yang menyerang ternak khususnya Sapi di Indonesia kian menakutkan.
Penyebarannya pun terbilang mematikan. Bagaimana tidak, ternak yang terjangkit mengalami luka pada mulut hingga kuku kaki.
Dampaknya pun kian dirasakan peternak. Sebab, sapi peliharaannya tak kunjung laku terjual dikarenakan pembatasan wilayah. Ditambah lagi peternak yang menggunakan kredit di Bank untuk menambah usahanya.
"Di sisi lain pihak perbankan tidak mau tau dan tidak ada toleransi untuk membayar bunga saja karena adanya wabah ini.
Sehingga Nasabah bingung mau di jual sapi untuk pengembalian jual kemana harga pun sangat murah dengan tahun sebelumnya nya bahkan nilai jual justru lebih rendah dari tahun lalu dengan bobot sapi yang sama besarnya," kata Said.
Menanggapi hal ini Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai, Ir.Burhanuddin M.Si, saat di temui di ruangan kerjanya mengatakan kalau peternakan Sinjai fokus melakukan vaksinasi.
"Kita sekarang fokus di vaksin 91.000 ekor sesuai data ternak di Kabupaten Sinjai itu lebih dari seratus ribu ekor dari jumlah ke seluruhan. Jadi sekitar 80%dari populasi yang harus di vaksin.
Di tahun 2022 itu baru sekitar 21 ribu ekor yang sudah di vaksin, untuk tahun ini agak menurun, "jelasnya.
Ia pun mengaku jika pihak Dinas peternakan sudah berkoordinasi ke pemerintah desa untuk di sampaikan ke masyarakat/peternakan di wilayah masing-masing dengan tujuan untuk mempercepat penanganan vaksinasi
"Agar ternak bisa di kirim keluar daerah. Karena untuk pengiriman ke Kalimantan itu harus vaksin 2 kali dan ada surat rekomendasi dari daerah tujuan untuk kami tidak lanjuti di dinas, terutama wilayah Kalimantan Timur. Jadi yang belun vaksin silahkan hubungi petugas kami di daerah masing-masing," imbuhnya**tim