Kecamatan Kadipaten Harus Jadi Sentra Kopi di Tasik Utara.
Tasikmalaya Utara,tindakmedia.com-Alamnya yang subur dengan kontur tanahnya yang berbukit bukit, wilayah Kecamatan Kadipaten yang dilintasi ruas jalan nasional itu sangat cocok untuk perkebunan(Agrobisnis).
Sekarang para petani di Kadipaten yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Garut disebelah barat, tidak hanya menanam jagung, dan tanaman palawija lainnya, tapi sudah mulai menggeluti tanaman kopi yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Di Desa Kadipaten saja menurut Kepala desa Asep Nagoya, sudah ada 80 hektar tanah yang sudah ditanami. Paling luas tanah kehutanan yang dikelola oleh LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan).
Sedangkan menurut Kepala desa Dirgahayu, Asep Budi Gunawan, di Desa Dirgahayu sudah ada 30 area yang sudah ditanami kopi. "Alhamdulilah sekarang sudah berjalan dengan baik dan sudah bisa menghasilkan,"
Meski masih terbatas dengan alat produksi untuk proses pengolahan dan pengemasan, namun sudah punya brand, 'Kopi Karaha' dan 'Kopi Gentong' yang bisa dijumpai di toko toko dan Warung Warung Kopi yang ada disepanjang jalan raya Tasik-Kadipaten-Bandung. Bahkan kopi produk Kadipaten sudah merambah keluar daerah dan kota kota besar yang dibawa oleh para pedagang Tasikmalaya.
Menurut Asep Nagoya, keberadaan petani kopi di Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya ini tak lepas dari peran pemerintah, baik dari dari BPP Kecamatan maupun Dinas Pertanian Kabupaten yang telah memberikan bantuan bibit kopi, dengan bimbingan dan penyuluhan kepada para petani, meski belum bisa membantu mesin peralatan untuk pengolahan kopi.
"Karena produk kopi sudah mulai melimpah, dan sekarang hanya bersipat pengolahan secara home industri, sekarang kami membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk mesin pengolahan kopi, agar kualitas dan kuantitas kopi Kadipaten lebih meningkat, baik secara ekonomi maupun tehnologi, kami baru memiliki mesin pemecah kulit" papar Asep kepada media TINDAK.
Agus seorang aktipis di Kadipaten, yang terjun berjualan kopi di kedai nya dipinggir jalan raya Kadipaten-Bandung, mengatakan bahwa ia sudah menanam 10 hektar kopi di area kehutanan yang dikelola oleh LMDH.
"Kopi sudah menjadi kebutuhan kaum lelaki bahkan perempuan, yang tak terpisahkan dengan asap dan rokok. Bukan hanya sudah menjadi industri pertanian yang mendunia, tapi Kopi sebagai kebutuhan hidup yang segar dan ceria," katanya.
Sementara Sekjen DPC kabupaten LSM Pandika Siliwangi Nusantara, Nanang Gondrong meminta kepada pemerintah untuk terus mendorong para petani kopi di Kecamatan Kadipaten, dimana diharapkan menjadi ikon di Tasikmalaya Utara dalam agroindustri tanaman kopi.
" Sekarang saja sudah mulai bangkit dan berjalan, apalagi kalau didorong dan dibimbing oleh dinas terkait agar lebih maju, niscaya bisa mendongkrak laju perekonomian rakyat," katanya bersemangat***daudi