Dampak dari kenaikan,Pemerintah menyalur kan bantuan sosial BLT dan PKH merupakan bagian dari tunjangan usaha untuk mensejahterakan masyarakat,akan tetapi di Rw 01 dan RW 09 Kelurahan Sukajaya kecamatan purbaratu sangat di sayangkan sekali,program tersebut masih dikeluhkan warga dalam hal pembagiannya.
Bagi warga masyarakat yang tidak menerima,meminta kepada Pihak terkait harus mengecek ulang para penerima agar pembagian tersebut jangan salah sasaran,terutama yang benar-benar mampu dapat bantuan tapi yang benar-benar tidak mampu hanya jadi penonton,mungkin itu tidak adil dalam penyaluran bantuan tersebut,Masyarakat pun meminta kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem distribusi sehingga bansos yang akan diterima itu benar-benar kepada orang yang memang layak menerima.
warga pun berkata"harus nya bansos BLT yang disalurkan pemerintah itu bisa tepat sasaran dan harus bisa di perioritas kan kepada warga yang benar-benar tidak mampu,tapi ini kan lain,seolah-olah pemerintah memberikan bantuan tersebut seakan memecah belah kan warga,karena warga yang boleh dikata kan mampu dapat bantuan,tapi warga yang benar-benar tidak mampu malah di jadikan sebagai penonton,jadi mana keadilan dari pemerintah itu ,” ujar warga kepada media Tindak,(Sabtu 26/11/2022).
Selanjutnya,penyaluran bansos merupakan ruang lingkup pelayanan publik yang telah diatur dalam perundang-undangan,pendata dan penyalur adalah orang yang mengenal wilayah dan mempunyai legalitas dari pemerintah,namun apa yang terjadi dilapangan pada sekarang ini,penyalur bansos nampaknya memiliki data masing-masin sehingga di lapangan menimbulkan banyak potensi masalah yang berujung kepada kecemburuan sosial dan bisa mengundang perpecahan warga.
Maka dari itu kami selaku awak media tindak yang merupakan suatu kontrol,berharap sekali kepada pengurus PKH serta PSM agar segera melakukan pengecekan ulang khususnya di wilayah RW 01 dan RW 09 Kelurahan Sukajaya kecamatan purbaratu agar data yang menerima bantuan tersebut jelas dan tepat sasaran.
Di tempat terpisah di ka RW an 01,awak media mewawancarai Ooh yang merupakan salah satu nenek jompo (90) yang biasa sehari-hari diam di rumah karena kaki nya ada cacat bekas tertabrak kendaraan,ia mengungkap kan bahwa diri nya sudah beberapa tahun belum pernah menerima lagi bantuan pkh atau yang lain nya,apalagi bansos BLT atau bantuan covid yang sering warga lain nya terima,sampai saat ini hanya jadi penonton saja ketika warga masyarakat lain nya menerima bantuan"Ema mh tos lami Oge Tara kenging bantuan Nanaon ti pamarentah teh,baheula mah pernah Tina pkh tapi ayeuna mah Tara meunang naon-naon tos 3-4 taun Oge,tapi Batur mah nu baleughar Oge meunang bantuan gening"ungkap nya.
(saya sudah lama juga hampir 3-4 tahun belum pernah lagi mendapat bantuan,tapi aneh nya orang yang di sebut mampu bisa dapat bantuan,tapi saya sendiri tidak).
Selain dari Ooh(90) masih banyak warga lain yang tidak merima bantuan,seperti hal nya eroh (65),aoh maesaroh(65),edah (75),Mumun(70) dan Uun Yunani(65) termasuk RT 05 RW 09 dan uju RT 02 RW 01 ia pun merupakan nenek berusia(80) yang tidak pernah mendapat bantuan apapun lagi dari pemerintah, lain hal seperti warga lain yang sekarang ini sering pada dapat bantuan.
Kami selaku sosial kontrol di lapangan sungguh sangat memprihatin kan adanya temuan-temuan seperti yang di sebut di atas,yang seharus nya menerima malah tidak,dan yang di sebut mampu malah menerima bantuan,seharus nya pemerintah bisa mendata ulang kepada warga dan harus ada skala prioritas agar mana yang harus di bantu dan mana yang tidak perlu di bantu,agar bantuan yang pemerintah salur kan kepada warga masyarakat sekitar nya tidak menimbulkan cemburu sosial atau keluhan warga yang benar-benar harus di bantu.
Pewarta:A.Sutara
