Sejarah Singkat Hingga Kemajuan Desa Sindangpano Kecamatan Rajagaluh

MEDIATINDAK.COM, Majalengka - Desa Sindangpano dahulu Namanya sejak kerajaan Hindu pada jaman kejayaan Pajajaran, ada kampung kecil atau lembur yang Namanya KOLE BERES yang dipimpin oleh seseorang atau (Kuwu) pertama yakni, Prabu Atma Lengkara atau Guriang dari keturunan yang bertempat di Komplek Kepel.

Kemudian selanjutnya dipimpin oleh Guriang Raja Polah dan setelah lengser selanjutnya dipimpin oleh para Demang diantaranya, Demang Toplak, Demang Karwi, Demang Gentong dan Demang Candranala.

Pemerintahan ini terjadi sebelum Abad 14 Masehi yang Desanya disebut, MUARA BERES. Pada Tahun 1425 Masehi, pada masa penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa khususnya di Cirebon yang dibawa oleh wali Sanga (Sembilan Wali), setelah sebulan wali mengadakan musyawarah yang dilakukan di puncak Gunung Ciremai, kemudian mampir sambil menyebarkan Agama Islam, lama Kelamaan dia dipercaya oleh masyarakat karena didalam kepemimpinannya dia berbuat Adil dan Bijaksana yaitu pada masa kepemimpinannya Pangeran Panunggulan.

Nama Pemimpin itu merupakan Pemimpin dari Embah Kuwu Sangkan Cirebon Girang. Pada masa pemerintahan ini merupakan suatu lembur yang amat aman, tenteram, Repeh_Rapih dan tidak ada pertengkaran, oleh sebab itu, dinamakan KOLE BERES,  yang meliputi, Bantaragung, Babakan Kareo, Singawada Sadomas dan Payung.

Akhirnya dengan singkat cerita, Sindangpano, yang Artinya, SINDANG, berarti Mampir PANO, berarti Panonoban.

Pergeseran waktu dan pertukaran jaman semakin tak terasa hingga singkatnya cerita, saat ini Desa Sindangpano Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka Jawa Barat yang dipimpin oleh Kepala Desa Devinitip yaitu, Nana Karna, hingga berita ini diturunkan keberadaan Desa tersebut semakin maju cukup Signifikan. Dimana keberadaan Bale Desa tertata rapih sehingga terasa nyaman dalam melaksanakan tugas pemerintah Desa untuk melayani Masyarakat, baik pelayanan Administrasi maupun sosial Masyarakat.

Demikian pula dengan masyarakat Desa Sindangpano yang mayoritas bekerja sebagai Pekerja Tani, tampak tenteram dan aman serta kondusif dan pembangunan fisik pun terus dilakukan dari berbagai bantuan Dana pemerintah Pusat, Provinsi  maupun Pemerintah Kabupaten, sehingga tak heran jika keberadaan Desa tersebut cukup Maju dan sejahtera.***Yan