Tasikmalaya,mediatindak.com-Setelah vakum selama dua tahun lebih tidak ada acara seremonial perpisahan dan kenaikan kelas karena Pandemi COVID.19, Ahir nya acara yang menjadi tontonan dan kebanggaan guru beserta orang tua wali murid di MI Al Hidayah, Kampung Lampegan, Desa Nanggewer, Pagerageung bisa diselenggarakan dengan khidmat dan cukup meriah. Selasa(21/6/2022).
Kemeriahan pun tampak pada antusiasme penonton yang hadir, dari kalangan orang tua murid juga warga sekitar. Bahkan para pedagang yang biasa mangkal disekitar halaman sekolah pun ikut sibuk melayani para pembeli yang membeli barang jajanan nya.
Sementara senyum riang anak anak yang berpakaian warna warni terlihat ceria sambil membawakan acara demi acara hiburan diatas panggung yang tampil kedepan secara bergiliran dihadapan para guru, orang tua murid, dan para tamu undangan.
Suasana suka duka duka sangat kentara, apalagi disaat Kepala Sekolah MI Al Rasyid, Aam Amalia,.S.Ag menitikkan air mata sambil mengelus dan melepas anak anak kelas VI yang sungkem akan berpisah setelah selama enam tahun bergelut menimba ilmu di sekolah. Begitu pula kebanggan dan kegembiraan tersirat dari Siswa Siswi yang mendapat hadiah dari prestasi belajar nya. Dan yang lebih mengharukan ada nya pembagian santunan dari komite sekolah khusus bagi anak anak Yatim Fiatu dari kelas 1 sampai kelas 6.
Disela kesibukan dalam acara perpisahan dan kenaikan kelas, Ketua komite, H.Sopyan mengatakan kepada media TINDAK, bahwa sekolah Madrasah Ibtidaiyah Al Hidayah ini masih memerlukan bantuan dari para donatur, terutama bagi warga kampung Lampegan, karena membutuhkan untuk memperbaiki lapang upacara dan untuk praktek shalat berjamaah.
MI Al Hidayah yang bernaung pada Yayasan Barkatul Hidayah adalah milik swasta yang selama ini mengandalkan bantuan dari pemerintah, jika tidak ada perhatian dari masyarakat dan pemerintah desa maka tidak akan maju, berbeda dengan sekolah negeri milik pemerintah yang diurus dan diperhatikan lebih intens oleh negara.
Selama ini MI Al Hidayah telah banyak meluluskan anak anak yang tersebar diberbagai lembaga pendidikan, baik di Pondok Pesantren dan di Sekolah Formal. Menurut Kasek Aam Amalia, pada tahun ajaran 2021-2022 ada 124 Siswa Siswi dari kelas satu sampai kelas enam yang terdaptar dalam dapodik. Sedangkan pada acara perpisahan tahun ini ada 27 Siswa Siswi yang lulus.
Ia sangat berharap agar orang tua Siswa untuk meneruskan anak anak nya kejenjang pendidikan MTS atau SMP, karena sekarang wajib belajar 12 tahun. Lebih bagus nya lagi sekolah sambil mondok di Pesantren***DAD
