Lebih konyol nya lagi ditengah kesusahan dan kesengsaraan rakyat kecil, Regim Jokowi berencana untuk menunda pemilu demi memperpanjang masa jabatan kekuasaannya untuk 3 periode sebagai Presiden RI mendatang. Padahal harus sudah berahir pada tahun 2024. Apakah mereka sudah kehilangan rasa emphaty nya (sense of crisis) ditengah krisis yang terjadi.
Lalu kepada siapa rakyat mengadu? Kepada siapa rakyat mengiba??. Gelap!! semua pejabat asyik dengan usaha nya masing masing. Mereka lebih kepada kepentingan politik, kebesaran Parpol, demi untuk kelompok dan kroni kroni nya. Asyik memang bergelut dengan kekuasaan, apa pun bisa didapat, baik harta, wanita cantik, prestise jabatan, mobil mewah dan fasilitas lainnya.
Beruntung masih ada anak anak Mahasiswa yang masih murni dan jujur dalam pikirannya. Mereka lantang dan turun ke jalan membawa spanduk dengan slogan ''turunkan harga, tolak Jokowi tiga periode, dan tolak kenaikan BBM''. Dipundaknya segala kesusahan dan aspirasi rakyat diembannya. Mereka adalah agen perubahan yang seperti memiliki mantra mantra sakti dalam menyuarakan hak hak politik dan keadilan. Dari mulai era regim Orde Lama Soekarno, sampai Regim Orde Baru nya Soeharto, para mahasiswa paling depan mengawal hak hak rakyat. Sampai kedua Regim penguasa itu rungkad (tumbang).
Ingat masalah klasik yang sudah banyak menggulingkan para pemimpin pemerintah di dunia yaitu masalah isi perut dan masalah trust atau kepercayaan. Jadi jika rakyat sudah muak tak percaya, ditambah hidup susah dengan segala keterbatasan, kekurangan, dan ketakutan, maka tunggu saja gelombang People Power yang akan terjadi. Sebuah gerakan yang sudah menumbangkan Regim Shah Reza Pahlevi di Iran, Regim Ferdinand Marcos di Filipina, Regim Husni Mubarak di Mesir, di Tunisia, dan kawasan Timur Tengah lainnya.
Di negeri ini, dua regim pendahulu Jokowi pada tahun 1966 dan tahun 1998 sudah berhasil ditumbangkan para Mahasiswa, meski para Mahasiswa dan para aktipis harus mengorbankan nyawa dan raga dalam memperjuangkan rakyat Indonesia. Terutama bagi rakyat kecil tertindas.
Rakyat sebagai The Silent Majority sebagai pemegang kedaulatan yang sebenarnya, sangat mendukung aksi Mahasiswa, meski hanya melihat dari luar ring unjuk rasa. Hal itu bisa didengar di Warung Kopi, Warteg, tukang cukur, atau di pinggir jalan.
Sekarang Mahasiswa di tiap daerah sudah mulai bergerak melakukan aksi demonstrasi. Mereka menyuarakan kepedihan dan kebutuhan rakyat yang terampas oleh regim penguasa. Mereka mendobrak otak atik politik busuk para penghianat bangsa. Meski pun harus bonyok, wajah hitam lebam kena bogem mentah aparat yang menghalau dengan membabi buta demi membela penguasa.
Maju terus adik adik Mahasiswa, kami sangat mendukung dan mendoakan keselamatanmu. Semoga Tuhan melindungi kalian, dan semoga suara kalian mampu menggetarkan singasana kekuasaan oligarki carut marut. Terus..terus..terus..berjuang jangan takut, rakyat bersamamu. Kami bangga karena kau lah tumpuan harapan yang masih ada dan masih memiliki idealisme yang kuat. Merdeka!!!