Tasikmalaya,tindakmedia.com-Saat berkunjung ke Desa Banyurasa, Kecamatan Sukahening, saya bertemu dengan Kuwu Lalan Ruslan. Awal nya terkesan sangar dan tak bersahabat, ternyata setelah berjabat tangan, ia melepas senyum sambil mempersilahkan kepada saya untuk duduk. Bukan hanya itu ia pun menyodorkan secangkir kopi dan Cigarete.
Dengan rambut dikucir panjang, dan kopiah merah nya yang selalu dipakainya, menambah seram tampang Sang Kades. Ternyata dibalik semua itu tersimpan jiwa sosial yang familiar. Tidak angkuh dan sombong, bahkan pada saat itu terjalin komunikasi yang hangat, yang diselingi gelak tawa dari cerita konyol dilapangan. Saat itu kami bertiga dengan dua media Kota Tasikmalaya.
Serius tapi santai, saya pun menanyakan keberhasilan pembangunan di Desa Banyurasa. Kepala desa kelahiran 1 Maret 1978, yang jebolan SMK itu menjelaskan dengan rinci, bahwa semua anggaran yang dikucurkan ke desa nya, baik dari DD, ADD, Banprop, DAK, DAU, dan Bankeu, sudah diaplikasikan pada pengerjaan dilapangan. Dimana hasil pembangunan nya itu sudah bisa dinikmati oleh masyarakat desa Banyurasa dan sekitarnya.
Desa Banyurasa dengan jumlah penduduk kurang lebih 6800 jiwa dan hak pilih ada 5186, apabila disambungkan memiliki panjang jalan 17 Km. Masih ada ruas jalan desa yang belum terbangun yaitu Jalan Kp.Selaawi-Pasirangin, Jalan Kp.Selaawi-Batununggal, dan Jalan Kp.Saribudi-Buniasih yang berbatasan dengan wilayah Cisayong.
Ada pun mayoritas masyarakat nya adalah sebagai petani dan peternak, sebagian sebagai pedagang dan pegawai pemerintah. Terkait bidang pertanian terkendala oleh pengairan sawah karena sawah nya kebanyakan tadah hujan (Sawah Guludug).
Disela persiapan nya untuk mengikuti Rakornas APDESI di Jakarta, ia berharap kepada pemerintah pusat agar anggaran dana desa ditingkatkan, dan lembaga desa lebih diperkuat otoritas nya dalam menjalankan roda pemerintah desa. Desa sebagai lembaga yang paling bersentuhan dengan akar rumput masyarakat, lebih mengetahui Sosio budaya, tradisi, politik, dan perekonomian wong cilik. "Oleh sebab itu menjadi Kepala desa bukan pekerjaan yang mudah tapi penuh tanggungjawab," kata nya.
"Harapan saya kepada pemerintah pusat, tolong untuk kepentingan pembangunan di desa yang jelas jelas untuk kemajuan daerah, agar dipermudah. Dalam hal SIPD ini salah satu yang agak repot juga, selain gangguan sinyal internet, bahkan terbatas nya kemampuan personel atau perangkat desa dalam penguasaan digital/internet," pungkas nya kepada TINDAK***DAD
