MAKASSAR,tindakmedia.com- Salah satu dari Tim Pencari Fakta Poros Rakyat Indonesia Makassar geram setelah mendengar berita meninggalnya seorang bayi di rumah sakit stella maris akibat di duga pelayanan pihak rumah sakit dianggap lalod dan tidak bekerja secara profesional. Kamis (24/03/2022)
Kami dari Tim Pencari Fakta akan turun dan tidak tinggal diam atas insiden ini, kami akan temui Direktur rumah sakit itu, dan meminta agar pihak rumah sakit bisa bekerja semaksimal mungkin dan lebih profesional serta tidak membeda bedakan ras, suku, dan agama. Dan kami minta agar Patricia G.Talakua, SKM yang menjabat selaku Humas agar dicopot dari jabatannya itu, "Masa seorang Humas tidak tau apa yang terjadi di rumah sakitnya itu, apa ini yang namanya kecolongan." Ucap Andi Basri Tim Pencari Fakta Poros Rakyat Indonesia.
Apa lagi pihak keluarga menduga anak tersebut mengalami dehidrasi berat karena diare, sehingga mengalami kejang-kejang dan terjadi penurunan kesadaran, tetapi pihak Rumah Sakit malah terfokus pada hasil CT scan kepalanya. Buruknya penanganan emergency di Rumah Sakit menyebabkan hilangnya nyawa anak balita ini. Ancaman gagal nafas dan henti nafas yang dialami pasien tidak tertangani sejak tadi malam hingga sang anak menghembuskan nafas terakhirnya.
Ditambahkannya, mengingat pemberitaan pada tahun lalu, Seperti yang disampaikan Direktur Rumah Sakit Stella Maris Dr. Thomas Soharto, MMR dalam sambutannya, dari sisi regulasi Rumah Sakit Stella Maris harus berupaya untuk memenuhi ketentuan akreditasi (berbasis JCI) yang wajib dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali. Akreditasi akan berguna untuk menjaga standarisasi mutu pelayanan Rumah Sakit Stella Maris guna memberikan rasa aman dan nyaman bagi seluruh pihak yang terlibat di dalamnya.
Terkait kerja sama dengan BPJS ini juga menjadi tantangan baru bagi kami, jumlah peserta BPJS dengan animo yang begitu tinggi terhadap Rumah Sakit Stella Maris membuat kami harus terus berbenah untuk memberi pelayanan prima dengan professional, keramahan dan responsibility yang maksimal. Kami berupaya menghilangkan anggapan masyarakat mengenai pelayanan peserta BPJS yang tidak semaksimal asuransi lainnya. RS Stella Maris melayani dengan sepenuh hati tanpa membedakan status, suku, ras, agama dari pasien. Karena besarnya animo masyarakat terhadap Rumah Sakit Stella Maris, maka penambahan jumlah kamar dan pengembangan fasilitas infrastruktur lainnya menjadi tantangan tersendiri bagi kami.
"Melalui berbagai analisis dan pertimbangan guna menjawab seluruh tantangan, RS Stella telah menyediakan gedung baru beserta fasilitas-fasilitas lainnya untuk menunjang pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Pada dasarnya seluruh tantangan kami adalah untuk peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Stella Maris. Akreditasi, Peningkatan kualitas dan kesejahteraan SDM senantiasa kami usahakan setiap tahunnya." Namun yang terjadi saat ini tidaklah demikian ungkap sang pencari fakta.
Lanjut Tim Pencari Fakta menurut Humas Rumah Sakit Stella Maris mengatakan bahwa " 1. Dalam hal ini, tidak ada yg kami hindari, kami menghormati pasien dan keluarga sesuai undang undang, sehingga privasi dan data konfidensional harus terjaga sesuai undang undang yang berlaku pak
"Kami bekerja sesusi etika dan undang undang Rumah Sakit, Data pasien, Prosedur penanganan lengkap tercatat dalam status pasien, sehingga sedang kami jalankan sesuai alur untuk konfirmasi pada keluarga pasien." Tutur Humas Rumah Sakit Stella Maris.
Ditambahkannya, Tim Pencari Fakta Andi Basri mengatkan bahwa "Kalo memang aturannya seperti itu, kenapa anda selaku Humas bertanya kepada kami bahwa kapan meninggalnya, dan siapa nama pasiennya serta nama kedua orang tuanya, berarti anda selaku Humas tidak becus dalam penanganan data pasien." Ungkap Tim Pencari Fakta Poros Indonesia.***M.Said Mattoreang
