MEDIATINDAK.COM, Lumajang – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jalur transportasi alternatif segera dibuat agar distribusi bantuan dan evakuasi korban terdampak erupsi Gunung Semeru ke rumah sakit berjalan lancar. Hal itu disampaikan dia usai mendengar harapan warga pasca putusnya jembatan penghubung antara Lumajang dan Malang.
“Kemudian jangka menengah tadi kami mendapat banyak masukan dan harapan dari masyarakat karena ada jembatan putus yang menghubungkan lokasi Lumajang ke arah Malang. Ini perlu ada langkah cepat alternatif jalur transportasi yang baru, dan ini sangat penting,” kata Kapolri usai meninjau lokasi pengungsian korban bencana erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur (Jatim), Senin malam.
“Tentunya untuk mengirimkan distribusi bantuan dan tentunya perawatan lanjutan terhadap korban-korban saat ini sedang dirawat karena memang ada beberapa kondisi yang sudah membaik, dan ada juga dalam kondisi kritis dan ada perawatan di rumah sakit,” sambung dia.
Saat mengecek kondisi di pengungsian, Sigit yang ditemani Ketua Umum Bhayangkari Juliati Listyo Sigit, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta, memang sempat berbincang dengan sejumlah korban terdampak erupsi.
Sigit terlihat mengusap kepala anak-anak yang datang menghampirinya. Setelah itu Sigit mendatangi dua pria usia lanjut yang duduk beralaskan tikar untuk menanyakan kebutuhan mereka selama di pengungsian.
Sementara itu sang istri, Juliati Sigit Prabowo mendatangi ibu-ibu dan seorang nenek. Kepada ibu-ibu tersebut, Juliati menanyakan kondisi keluarga mereka. Kemudian Juliati menanyakan kepada si nenek apakah sudah mendapatkan pelayanan suntikan vaksin dosis lengkap.
“Sampun vaksin dereng (sudah vaksin belum)?” tanya Juliati kepada si nenek, yang dijawab dengan anggukan kepala.
“Dua kali?” tanya Juliati lagi. Nenek itupun kembali mengangguk.
Suasana pengungsian ramai karena tim trauma healing sedang mengajak anak-anak terdampak erupsi Gunung Semeru bernyanyi bersama.
Sigit dan rombongan juga mendatangi rumah sakit tempat korban luka-luka dirawat. Sejumlah pasien nampak dalam keadaan sadar dan mampu berkomunikasi.
“Sadar dari awal?” tanya Sigit pada salah satu pasien pria.
“Sadar, Pak. Sadar. Lari itu sadar, Pak,” jawab pasien tersebut.
“Ada yang nyelametin atau sendiri?” tanya Sigit ke pasien lainnya.
“Ndak, cuma saya sama istri saya,” jawab pasien itu. (07/12/2021) ***Redi