MEDIATINDAK.COM, Cirebon November 2021, Menyikapi terjadinya pro dan Kontra tentang Penyelengaraan Festival Seni dan Budaya yang akan diadakan di Goa Sunyaragi komplek Keraton Kasepuhan Cirebon. Rupanya menarik perhatian Anton Charliyan sebagai Tokoh Budaya & Pengamat Sejarah dari Jabar, yang lebih dikenal Abah Anton, bersama Ketua Projo Jabar Joni Hidayat, Ketua Laskar Siliwangi Cirebon Silvi P, serta sekjen Lintas Budaya Nusantara Sengaja mengunjungi Patih Sepuh Keraton Kasepuhan, Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Prabu Diaz dan Beberapa Kerabat Keraton Kasepuhan lainya. Untuk mengecek & memastikan tentang Kebenaran berita tersebut, serta beredarnya berita bahwa Goa Sunyaragi ditutup dan disegel. langsung pada sumber utamanya di keraton Kasepuhan Cirebon.
Ketika diminta Pendapatnya oleh awak Media Anton Mantan Kapolda jabar itu mengatakan, pertama-tama turut prihatin dengan Adanya masalah Internal di Keraton Kasepuhan, Namun Anton yakin bahwa masalah tersebut bisa diselesaikan dengan baik dan bijak oleh fihak keluarga Keraton sendiri, Karena Keluarga Keraton merupakan Panutan Masyarakat yang sangat dihormati sebagai Keturunan langsung dari Kangjeng Sunan Gunung jati, bila tidak bisa menyelesaikan masalah internal tersebut justru akan berdampak pada Marwah, Wibawa dan Kehormatan keluarga Keraton itu sendiri.
Kemudian untuk Masalah Pagelaran seni dan Budaya itu sendiri yang kebetulan dilaksanakan di Salah satu komplek keraton yakni Gua Sunyaragi, Mantan Kadiv Humas polri tersebut mengatakan, bahwa dirinya Sebagai Penggiat seni & Budaya akan mendukung Penuh Siapapun juga manusianya yang ingin memajukan seni dan Budaya, dan Berharap tidak Di kait- kaitkan dengan masalah Internal Keraton, Karena pihak penyelengaranyapun bukan pihak Keraton Yaitu Yayasan Media Budaya Nusantara, sebagai salah satu komunitas Penggiat Budaya, pihak keraton sesungguhnya hanya memfasilitasi tempat saja, dari 300 tamu undangan kehormatan 20 s/d 30 diharapkan hadir para raja dan Sultan. Sehingga tempat yang paling cocok adalah komplek Keraton. Karena mengundang Raja dan Sultan. Selebihnya adalah tamu undangan dari Perusahaan Travel, Hotel , jasa Transportasi , Para duta besar Negara tertentu dan pejabat Terkait.
Terlebih festival ini salah satu misinya adalah untuk mengangkat seni dan tradisi Kacirebonan serta Kasundaan secara umum, sehingga otomatis akan meningkatkan sektor pariwisata Pemda setempat, serta meningkatkan existensi Keraton secara Nasional maupun International, apalagi telah mendapat Respon Positif dari Pemda Cirebon, yang menyatakan bila agenda Festival seni ini Sukses akan dijadikan Agenda Tahunan Rutin Pemda Cirebon, Sehingga tidak ada Alasan lagi, ada pihak-pihak yang mengatas namakan Keraton, yang menyatakan tidak setuju, padahal kita ketahui bersama.
Sesungguhnya Keraton sebagai centra adat tradisi, seni dan budaya berkewajiban paling depan untuk melestarikan seni dan budaya itu sendiri. justru Event ini Seyogyanya dijadikan Moment untuk bisa Menyatukan Keluarga besar Keraton baik Kasepuhan Kanoman maupun Kacirebonan . Demikian juga utk fihak aparat terkait agar sama2 bisa mendukung penyelenggaraan Festival Seni dan budaya ini jangan malah terkesan ikut terbawa isu dan Mempersulit, padahal pemda dan Satgas Covid sudah memberikan izin rekomendasi utk acara tersebut.
Ketika dikonfirmasi kepada Patih Sepuh pangeran Gumelar sebagai tokoh yang dituakan di Keraton sekaligus Pemegang kewenangan sementara operasional gua Sunyaragi yang mewakili Keraton Kasepuhan. menyatakan bahwa masalah Gua Sunyaragi sudah tidak ada masalah lagi, dan sudah berjalan Normal dibuka kembali seperti biasa, karena tempat tersrbuy adalah objek wisata sekaligus situs Budaya, Hanya satu hari saja off karena ada peralihan management, jadi tidak Benar jika ada yang mengatakan Goa Sunyaragi Disegel atau tidak Beroprasi, kemudian menyangkut akan dijadikan sebagai Tempat Gelar seni & Budaya, beliau mengatakan Sudah Memberi izin Penuh 3 hari Kepada pihak Panitia, kan ini terbuka utk umum, Siapapun boleh menggunakan tempat tersebut apalagi ini untuk Kepentingan Seni dan Budaya, yang akan mengangkat marwah budaya dan kehormatan Cirebon, Sudah Pasti Diizinkan, bahkan ikut mensuport penuh. Justru jika ada yang mengatas namakan Keluarga Keraton yang tidak Mendukung, tolong agar datang kepada saya dengan baik, jangan berbicara terus di Media, karena hal tersebut tidaj sesuai dengan adat tradisi Keraton, yang mengutamakan, musyawarah Keterbukaan dan Kekeluargaan. Tidak malah menjadikan image seolah-olah Keraton itu, gaduh, keruh dan kisruh di hadapan publik. Hal tersebut sangat memalukan kami sebagai keluarga besar keraton.
Ibarat menepuk air di dulang, memercik muka sendiri. Karena sebagaimana dikatakan pak Anton Keluarga Keraton merupakan Panutan, publik figur masyarakat, sehingga saya harap semua keluarga bisa bersikap lebih dewasa, bahkan harus mampu menjadi contoh, bahwa keluarga besar keratonlah yang menjadi Etalase dalam rangka membangun jiwa gotong royong sebagai akar budaya bangsa, yang diwujudkan dalam bentuk Kerukunan, soliditas dan rasa kekeluargaan yang tinggi, jangan sampai malah sebaliknya, ketika berbicara keraton malah yang nyaring terdengar itu, Perpecahan, Kegaduhan dan carut marutnya saja.
Selaras dengan pernyataan Patih Sepuh dan Abah Anton dari Ketua Projo Jabar, Ketua Laskar Siliwangi Cirebon, panglima laskar Agung macan Ali Cirebon , sekjen lintas Budaya Nusantara sepakat mendukung diadakanya Festival seni dan budaya di Goa Sunyaragi Cirebon. Dan masalah internal agar jangan dikaitkan dengan gelar budaya tersebut.
Dalam pesan terakhirnya Anton menyampaikan mari kita jadikan Keraton sebagai Centra Pelestarian Adat tradisi, seni dan budaya yang betul Exist dan hidup, bukan hanya sekedar sebuah wacana belaka, sehingga akan senantiasa jadi pendukung utama dalam setiap event pentas seni dan Budaya dimanapun berada, dan hal ini pasti bisa dilakukan. karena sekali lagi keluarga besar keraton merupakan Panutan, yang senantiasa menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat dalam bersikap, bertindak dan berprilaku. Terutama dalam rangka, membangun Adat, tradisi, seni dan Budaya. Melestarikan Etika dan sopan santun, yang mampu Mengokohkan rasa persatuan dan kesatuan, kerukunan dan kekeluargaan, serta jiwa militansi dan soliditas yang tidak mudah dipecah belah.***Redi