Tasikmalaya, mediatindak.com--Sukaraja Oktober 2021. Anton Charliyan Mantan Kapolda Jabar yang sekarang lebih Akrab Dipanggil Abah Haji Anton sebagai Ketua Dewan Pembina di Padepokan Pencak Silat & Pesantren Pajajaran Pusat, dalam sambutan nya pada Peringatan Maulid Nabi Besar Habibina wa Nabiyana Sayidina Rosulullah Muhammad Saw, Menyampaikan bahwa Budaya Sunda & Nusantara itu Selaras dengan Budaya Islam yang dibawa oleh Rosulullah Nabi Muhammad Saw, karena sudah menganut Agama Samawi Sejak Awal yang Berketuhanan Yg maha Esa.
Hal senada disampaikan oleh Sesepuh Guru Besar Padepokan Rd.H Uyut Sani Wijaya Natakusumah SH Msi. bahwa hal tersebut dibuktikan dengan tulisan tulisan Prasati & Naskah naskah Kuno yan ada di tatar sunda dan seluruh Nusantara ,contoh nya dalam Prasasti Kawali dan Naskah Amanat Galunggung Dikatakan, bahwa jika ingin Jaya , setiap manusia Sunda Harus selalu ada dalam jalan yang Benar dan Lurus " Pakeun Heubeul Jaya dibuwana Pake Gawe Kerta Bener ," selaras dengan ayat dalam Al fatihah " Ikhdinas sirotol Mustaqin,Sirotolladzinna ...dst (Tunjukanlah ke jalan yang lurus / benar ,sebagmana jalanya orang orang terdahulu yang sudah engkau Tunjukan Kebenaran. Kemudian "Pake gawe Kreta Rahayu, Ulah botoh bisi Kokoro, jeung kudu Ngelmu Pare " yang artinya 'membangun Kekuatan dengan Kedamaian, jangan Serakah pasti akan celaka , serta harus Membangun Kekuatan dg Kerendahan Hati = selaras dengan sikap dan ajaran Islam yang harus Tawadhu rendah hati , Jangan Serakah harus menjaga hati serta membawa Kedamaian yg Rahmatan lil Alamin bagi seluruh umat dan alam semesta.
Dari bukti dan kajian kecil saja ternyata Budaya Sunda dan Ajaran Islam sudah sama dan selaras, sehingga dengan adanya Maulid Nabi ini, tidak perlu ada lagi perbedaan Faham antara Budaya dan Agama, apalagi sampai terjadi benturan karena salah faham dengan tata cara adat Tradisi yang selama ini dilaksanakan , padahal semua nya tujuanya sama, untuk yang maha Kuasa Tuhan YME.
Dimana Tuhan YME ini juga sama dengan Istilah Masyarakat Sunda Kuno sebagai Sanghyang Tunggal. Hal ini lebih ditegaskan dengan ajaran masyarakat Baduy Banten yang intinya bahwa Sanghyang Tunggal itu adalah, "Hyang Nu teu Mangrupa, nu teu Sarua jeung sasaha, nu teu Berwarna, Ayana di Euweuh Euweuhna di aya, Tidak berwujud tapi ada dimana mana,, bukan penyembah batu atau pohon sebagaimana yang selama ini sering didengungkan sejalan dengan pisau analisis kajian Ilmu ilmu Barat yang mungkin punya tujuan tertentu terhadap Keluhungan Budaya Sunda dan Nusantara.
Mereka bahkan Mengatakan bahwa Tuhan yang Umat Muslim sembah, sama dengan Hyang Mereka, Karena "Hyang" itu merupakan Penghalusan dari Kata " Hwa ", yang mana HWA itu Tuhanya umat Muslim dan juga Tuhanya agama agama Samawi lain seperti agama Yahudi Tuhanya dikenal dengan sebutan "Ya Hwa"
Hal ini selaras dg Surat Al Ikhlas yg berbunyi ; "Qul HWAlloh Hu Ahad " : Katakakan lah bahwa HWA itu Allah yg maha Esa. yang mereka sebut sebagai Sang Hyang Tunggal , Sanghyang Widi Sanghyang Wenang,
Apalagi mereka menyebut bahwa ageman kami adalah agama Adam , agama kami ngarana "SLAM SUNDA Wiwitan " Ageman nu rek ngajaga Agama Adam. jika Agama itu berasal dan berawal dari Nabi Adam artinya Agama tersebut adalah Agama SAMAWI, Agama yang dibawa para Nabi dan Rosul sebagai utusan Allah SWT.
Ajaran Islam lain yan selaras dengan Budaya Sunda & Nusantara antara lain
-Syahadat yaitu ada Sahadat Sunda yaitu untuk mengikrarkan " Saha Dzat " Anjeun sebagai manusa, Siapa Sesungguhnya diri kita sebagai manusia.
-Shalat atau Sembahyang, menyembah Sang Hyang
- Puasa yaitu Tapa, Tirakat dll.
-Zakat yaitu Budaya Leuit mengumpulkan padi, Perelek mengumpulkan beras, Hajat Buruan, hajat Panen membagikan Makanan dll.
-Wudhu Bersuci artinya Cikahuripan, budaya sumber mata air ditempat tempat suci.
-Tafakur Nabi di Goa goa yaitu Tapabrata, Nyepi, di Goa2. Dll,
Makanya Salah satu Buku Tulisan Karya Anton Charliyan Mengambil judul : " Budaya Sunda Selaras Dengan Budaya Kenabian ".
Hadir dalam acara tersebut Asda 3 Kabupaten Tasikmalaya mewakili Bupati Tasik, Kadisbudpar Bunda Eni DPD RI Jabar, Bunda Ully Sigar Panglima tinggi Baranusa, Paramitha Rusady artis lawas yang tetap menawan, Utusan Kesultanan Solo, Rajawali Sokapura Rd Dicky, Ir.Safari Agustin Ketua Geopark Galunggung, Para Tokoh adat dan Budaya Al Abah Alam dari Bandung, Abah Dede Panjalu, Dadang Macan Ali, Ratu Sekar, Ratu Suningrat, Hj Nining Ciamis, Ki Aan Citiis, Ustad Cecep Cilogak, Abu Fatih Maenpo Sukapura, Ki Sanca, Manggala Garuda Putih dan tokoh tokoh masyarakat lainnya.
Sementara Asda 3 kabupaten Tasikmalaya dalam kata sambutanya nenyampaikan bahwa Adanya komunitas Budaya merupakan Aset yang sangat besar dalam pengembangan Wisata Daerah Tasikmalaya pada Pasca Covid ini. Sehingga para tokoh Budaya agar tetap bisa memelihara nilai nilai Seni Budaya Warisan leluhur.
Paramitha Rusadhy pun memberikan statmenya ketika diwawancarai awak Pers, Mengapresiasi setinggi tingginya terhadap Acara Maulid Nabi di Padepakan Pajajaran, sebagai Acara Religius Keagamaan yang dikemas dengan Nuansa Budaya, agar acara semacam ini dilakukan oleh komunitas komunitas Budaya lainya sehingga terjalin Persatuan dan Kesatuan antara Tokoh Budaya dan Agama.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang disampaikan Abah Anton dan Uyut Sani wijaya. Dalam kata Penutup nya Anton Charliyan yang juga Mantan Kapolwil Priangan thn 2009 tersebut ,menegaskan bahws kita semua Harus bisa menteladani ajaran Rosullullah, dan Orang Sunda khususnya harus mampu menjadi yang terdepan dalam menteladani ajaran ajaran Rosul tersebut yang disebut sebagai Sunah Rosul, karena sudah menjadi darah daging orang Sunda & Nusantara, sehingga menjadi Satu Budaya yang melekat pada masyarakat Sunda Nusantara, sehingga jika manusia Sunda tidak bisa menjadi yang terdepan , artinya termasuk kedalam golongan orang sunda yang belum faham dan mengerti budaya Sunda itu sendiri, yang sudah terbukti dengan jelas, bahwa Budaya Sunda & Nusantara Selaras dengan Budaya Islam bahkan selaras dengan budaya budaya Agama Samawi yang lainnya.***Dudi Daudi