-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Peran Media dalam Menjaga Masyarakat

Sabtu, 11 September 2021, Sabtu, September 11, 2021 WIB Last Updated 2021-09-11T14:00:08Z

 

        Oleh : Tawati (Muslimah Revowriter            Majalengka)


Pemprov Jabar menggulirkan program pemulihan ekonomi nasional dengan menggandeng media massa untuk bekerjasama dalam sosialisasi. Dalam program ini Pemprov Jabar mengajak media mengangkat semua aspek di masyarakat terkait pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi Covid-19. (pojoksatu.id, 2/9/2021)


Media dalam sistem kehidupan hari ini cenderung jauh dari fungsi yang seharusnya. Alih-alih memfungsikan diri sebagai alat kontrol sosial, media hari ini terkadang cenderung menjadi alat politik rezim penguasa untuk melanggengkan kekuasaan, sekaligus menjadi alat utama proyek pencitraan.

Kondisi ini memang sangat diniscayakan ketika sekulerisme, liberalisme menjadi paradigma sistem kehidupan yang diterapkan, termasuk dalam urusan kemediamassa-an, sistem demokrasi kapitalisme neoliberal yang dikukuhi umat ini, dan lantas dipertahankan secara sadar oleh rezim penguasa memang telah menempatkan media sebagai alat penjaga rezim kekuasaan sekaligus perekat lingkaran bisnis kapitalis tanpa batas.


Media berposisi menjadi pengiklan seluruh produk kapitalisme, baik produk barang maupun pemikiran, hingga tak heran jika antara rezim penguasa, kapitalis dan perusahaan media terjalin hubungan yang saling menguntungkan dan saling mengukuhkan.


Berbeda dengan paradigma Islam, dalam Islam media didaulat sebagai sarana menebar kebaikan, alat kontrol dan sarana syiar dakwah Islam baik di dalam maupun ke luar negeri. Dengan kata lain, media memiliki peran politis dan strategis sebagai benteng penjaga umat dan negara, sehingga suasana taat terus tercipta dan wibawa negara terus terjaga.


Peluang penyelewengan fungsi media sebagai alat penguasa maupun alat propaganda kebatilan pun ditutup oleh paradigma Islam tentang fungsi kekuasaan atau kepemimpinan itu sendiri. Dimana dalam Islam, kekuasaan dan kepemimpinan dipandang sebagai amanah yang berdimensi dunia akhirat. Bukan alat untuk meraup materi atau kepentingan pribadi dan kelompok.


Oleh karenanya peran media dalam sistem Islam akan dimaksimalkan sebagai salah satu sarana kontrol dan alat propaganda atau dakwah negara tentang kebaikan Islam dan sistemnya. 


Media juga sekaligus berperan sebagai sarana edukasi umat dalam kerangka mendukung penerapan dan pelaksanaan hukum syara yang terbeban di pundak penguasa tadi, baik dalam kehidupan individu, keluarga maupun masyarakat di dalam negeri, maupun untuk kepentingan pelaksanaan politik luar negeri berupa kewajiban mengemban dakwah Islam ke seluruh alam.


Itulah mengapa, kehidupan dalam masyarakat Islam terasa jauh dari kerusakan, penuh kedamaian dan keindahan. Suasana keimanan begitu kental, dan keterikatan terhadap syariat juga terjaga. Hingga kondisi ini memungkinkan negara melaju cepat dalam membangun peradaban cemerlang. 


Dan dengan begitu, eksistensi dan wibawa negara Islam sebagai negara pertama dan umat Islam sebagai umat terbaik pun terbangun dengan sendirinya. Menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.


Betul bahwa kontrol negara dalam paradigma Islam sangat ketat terhadap kerja media. Dalam arti, negara akan memastikan kerja media tak keluar dari koridor hukum-hukum syara. Lembaga i’lamiyah atau penerangan, akan senantiasa memastikan konten berita tak membawa kemudharatan bagi umat. Termasuk menjaga tersebar luasnya pemikiran asing atau budaya yang tak sesuai dengan hukum-hukum Islam. Dan negara akan memberi sanksi tegas terhadap pelaku pelanggaran.


Meski ada kontrol ketat terhadap kerja media seperti itu, namun tak ada kesan negara otoriter atau mengekang kebebasan media. Atau kesan media dipaksa mengabdi pada rezim penguasa. Karena semua paham tentang kewajiban dan urgensi melangsungkan kehidupan Islam melalui penerapan Islam kaffah di tengah-tengah umat.


Mereka justru paham, bahwa kerja media adalah bagian dari berlomba-lomba dalam kebaikan dan ikhtiar menguatkan ketaatan, bukan sebagai alat untuk saling menjatuhkan apalagi menyebarluaskan kebohongan dan keburukan. Sehingga diluar media yang dikelola oleh negara, diniscayakan muncul media-media swasta yang siap beramal mengokohkan fungsi negara sebagai pengurus dan perisai rakyat, sekaligus sebagai pengemban risalah Islam ke seluruh alam.


Paradigma inilah yang seharusnya dihadirkan kembali ke tengah-tengah umat. Terutama pada situasi saat umat dikungkung oleh kerusakan dan kedzaliman akibat hegemoni sistem sekuler yang tengah mendera umat. 


Umat harus menyadari bahwa akar problem kerusakan hari ini justru ada pada sistem buruk yang dikukuhkan oleh rezim penguasa, dan didukung para kapitalis yang diuntungkan, serta dijaga oleh media sekuler milik mereka.


Oleh karenanya, wajib dan urgen untuk mengubah sistem sekuler dan mewujudkan sistem Islam agar keberkahan segera kembali menaungi kehidupan.*** 

Wallaahu a’lam bishshawwab.

Komentar

Tampilkan

  • Peran Media dalam Menjaga Masyarakat
  • 0

Terkini