Ciamis, mediatindak.com - Kopi merupakan minuman yang banyak di sukai banyak orang mulai dari remaja, dewasa hingga orang tua. rasa kopi yang nikmat dan mantap yang bikin tergoda hingga tidak pernah bosan meminum kopi. Minum kopi telah menjadi tradisi bagi warga indonesia sejak dulu sampai sekarang. Apalagi kalau Kopi Aki Kabayan ini punya cita rasa tersendiri.
Saat ini, Kopi merupakan salah satu minuman yang setiap tahunnya semakin ramai saja peminatnya, begitupun dengan peluang usaha kopi yang luas membuat banyak sekali pemain bisnis baru bermunculan disektor ini.
Ternyata, menjual produk kopi bubuk tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi di masa pandemi covid-19 ini, membuat persaingan semakin ketat yang memunculkan opsi tetap bertahan atau menyerah.
Agus yang awalnya berprofesi sebagai petani kopi, menuturkan dalam merintis usaha kopi bubuk yang ia namai Aki Kabayan, membutuhkan usaha yang sabar. Pasalnya meskipun ia merupakan petani kopi, bukan berarti hal yang mudah untuk memulai usahanya. Ungkap Agus
Awal buka usaha kopi, tujuan utamanya ingin membantu para petani di kampung halaman saya, yang pada saat ini di daerah saya banyak yang menanam kopi, sebelum saya produksi sendiri saya dan petani kopi lainnya menjual ke tengkulak/bandar," kata Agus Petani sekaligus pengusaha Kopi
"Di lahan perhutani yang letaknya tidak jauh dari Wisata Alam Curug Tujuh tepatnya dusun Neglasari Desa Sandingtaman Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis, banyak tumbuh pohon kopi, dimana Semenjak datang petani kopi katakanlah orang Rajadesa, mereka bertani menanam kopi di lahan perhutani terlihat menanam kopi tersebut produktif bisa meningkatkan ekonomi warga setempat," ungkap Agus
"Petani kopi yang berasal dari Rajadesa tersebut menawarkan pada warga setempat untuk menanam kopi seperti halnya Agus warga setempat ikut menanam kopi tetsebut terus di tawarin sama orang sini juga termasuk saya juga ikut menanam kopi tersebut," Tandasnya
Saat ini, Agus menjual Kopi yang sudah diproses menjadi bubuk dalam kemasan seberat 120 gram dengan harga Rp 17.000 per pieces (pcs) bagi perorangan. Kalau untuk di jual lagi di bandrol 15.000. Agus juga menjual secara sachet yang sudah di campur dengan gula dan itu di bandrol 2000.
Pengolahan biji kopi yang dilakukan Agus saat ini sudah menggunakan mesin, yang di produksi oleh Agus adalah jenis kopi robusta, pengolahannya pun di mana kopi dipetik dan di sortir khusus yang sudah berwarna merah, mengapa warna merah? Karena ini akan menghasilkan rasa kalau yang sudah merah itu akan lain rasanya dibanding yang masih hijau, sementara sisa hasil sortiran Agus jual lagi ke bandar.
"Saya hanya memproduksi kopi bubuk hasil sortiran saja, ini untuk menghasilkan cita rasa yang khas yaitu rasa kopi Aki Kabayan" cetusnya
Untuk pemasaran saat ini, Agus baru memasarkan secara lokal atau masih menjual ke tetangga atau daerah ini saja, karena usahanya baru berjalan satu tahun, tapi kedepannya untuk strategi pemasaran Agus juga akan mengandalkan jalur pemasaran secara daring (online) dengan menawarkan produknya di marketplace Tokopedia dan media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter.
"Kalau bicara keuntungan sebetulnya belum ada, tapi insya Allah kalau melihat prospek seperti sekarang ini, bisnis kopi ini bisa menjadi prospek yang menjanjikan," Pungkas Agus.
Reporter : Redi - Dedi Abah Ajay