Singaparna,mediatindak.com----Siapa yang tak kenal "Alex" seorang pedagang bakso tahu goreng ( batagor), yang kesehariannya mangkal dipinggir Kantor Sekretariat Daerah Bojongkoneng Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, dimana masyarakat sekitar menyebutnya Gedung Bupati (Gebu).
Penulis sengaja ingin mengorek sebuah cerita tentang sosok pemuda dari kampung beuleukeuteuk tempat dimana Alex tinggal yang lokasinya berada tidak jauh dari komplek perkantoran Pemkab Tasikmalaya.
Alex sebenarnya bukan nama aslinya, penulis sendiri sedikit bingung dan merasa heran dengan sebutan itu, sepertinya dia dari wilayah kepulauan Ambon, ehhh! ternyata Alex terlahir dengan nama Aris orang Singaparna yang kini menjadi ibu kota kabupaten Tasikmalaya.
Aris dengan senyum lebar sambil sedikit bercanda, mengurai kenapa namanya berubah jadi Alex ?, Begini katanya saat lulus sekolah menengah pertama dulu, karena ayah dan ibu pedagang kecil, sebetulnya sih! ingin melanjutkan sekolah lagi, namun mata pencaharian orang tua tak mencukupi, untuk kebutuhan sehari-hari saja sangat susah, ditambah 3 kakak yang bernasib sama, begitu juga 2 adek yang masih kecil tentu beban orang tua semakin sulit bila melihat kenyataan saat itu, kilah Aris dengan sorot mata menatap.
Setelah 2 tahun lepas dari sekolah pertama, Aris banyak bergaul dengan lingkungan teman-teman yang lebih atas dari usianya hingga menambah kedewasaan, padahal Aris masih remaja, tempat mangkal-pun setiap hari bukan lagi di kampungnya, malah di terminal dan terkadang di pasar, boleh dibilang seperti sebutan dalam film Rambo, bagi Aris menyebutnya "Terminal Tor".
Disinilah Aris mempunyai peran babak baru sabagai remaja yang terpaksa bersifat dewasa atau kata orang sunda seorang *remaja kokolot begog" selain aktivitasnya selalu membuat orang tua merasa sedih, karena keseringan berantem dan selalu peupeuleukeuk (merasa berani) walau lawan tarung lebih tua atau sebaya, sudah barang tentu rekan-rekan dari kelompok Terminal Tor beri landian atau sebutan dengan nama baru yang lebih Gress ALEXANDER disingkat ALEX
Alex menuturkan walau pergaulannya sangat keras dilingkungan yang menurut sebagian masyarakat dianggap tidak baik, Alhamdulillah katanya ALEX tak terpengaruh oleh apa yang disebut NARKOBA dan Minuman Beralkohol (MIRAS).
Menyadari kenyataan seperti ini, tak akan merubah kehidupan yang bahagia, Alex kembali hijrah pada kehidupan seperti semula, menurut pada orang tuanya untuk menjadi pedagang yang penting Halal, kata Alex.
Tahun 2008 sebelum komplek perkantoran berdiri, pertama membantu ayahnya menjadi pedagang Batagor dan sampai sekarang masih dilakukan, hanya perbedaannya kini dagangan pake gerobak dorong tidak kaya dulu, mengakhiri cerita lamanya.Jumat (30/7/21).***Iwan Singadinata.