Esti Wening wali kelas 2 SDN Sindang mulya 03
Bekasi, MediaTindak.com--------Suatu hal yang wajar bila masyarakat ada yang mempertanyakan kualitas suatu sekolah SDN yang nota bene sekolah milik negara apabila masih ada anak didik kelas dua belum bisa baca tulis. Itu pertanda adanya mis manajemen dalam pengelolaan KBM dalam tahun ajaran yang berlangsung di sekolah itu.
Ada kealpaan Kepala Sekolah bila ada anak didik yang naik ke kelas 2 masih belum bisa baca tulis. Hal itulah yang terjadi di SDN Sindang Mulya 03, Kecamatan Cibarusah , Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Menurut Esti Wening, guru kelas 2 selama tiga tahun ini di SD itu, selalu ditemukan anak didiknya yang belum bisa baca tulis yang naik ke kelas 2. Bahkan ada ditemukan anak yang autis yang sepantasnya dididik di sekolah luar biasa atau SLB tapi si anak diterima di sekolah SDN, sehingga sang guru mengalami kesulitan untuk mendidik selaras dengan bahan ajar untuk anak yang normal di kelas yang sepadan dengan kualitas anak.
Ada kealpaan Kepala Sekolah bila ada anak didik yang naik ke kelas 2 masih belum bisa baca tulis. Hal itulah yang terjadi di SDN Sindang Mulya 03, Kecamatan Cibarusah , Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Menurut Esti Wening, guru kelas 2 selama tiga tahun ini di SD itu, selalu ditemukan anak didiknya yang belum bisa baca tulis yang naik ke kelas 2. Bahkan ada ditemukan anak yang autis yang sepantasnya dididik di sekolah luar biasa atau SLB tapi si anak diterima di sekolah SDN, sehingga sang guru mengalami kesulitan untuk mendidik selaras dengan bahan ajar untuk anak yang normal di kelas yang sepadan dengan kualitas anak.
Selama Kepsek Raden Titin memimpin sekolah ini banyak hal yang patut dipertanyakan sebab kurang berbuat banyak dan kurang ikhtiar untuk memajukan sekolah. Terlihat kondisi menyeluruh sekolah kurang perawatan, walau dari tahun ke tahun sekolah ini mendapat porsi Dana Bos yang sama dengan SDN yang lain.
Pengawas dan pembina patut dipertanyakan Tupoksinya selama ini. Dalam tahun ajaran yang berjalan kenapa ada pembiaran anak kelas satu tidak bisa baca tulis namun naik kelas. Untuk anak didik yang demikian layaknya dipindah ke SLB untuk mengedukasi mereka agar sepadan, selaku sekolah yang mendidik anak yang kurang mampu menyerap bahan ajar.
Menurut Esti Wening ada 8 anak didik yang belum bisa baca tulis. Dari jumlah ini ada 3 yang autis yang pantasnya disekolahkan di SLB. Saat musim covid begini bisa tidak mendidik mereka di lingkungan rumahnya pak tanya Esti kepada Tindak. com ? Sang guru bertanya seharusnya ke Kepsek selaku top manejer di sekolah itu, ini malah bertanya ke Media Tindak.
Untuk itu mohon pencerahan dari Kadisdik, kok bisa anak kelas 1 dinaikkan ke kelas 2 padahal si anak belum bisa baca tulis.***Purba.