-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Keras nya Hidup Di Dunia Pers Jangan Membuat Kaum Jurnalis Kempes

Selasa, 29 Juni 2021, Selasa, Juni 29, 2021 WIB Last Updated 2021-06-28T17:52:00Z

              Pemred TINDAK Dudi Daudi

Setiap aktipitas apa pun yang dilakukan oleh anak bangsa, pada dasar nya hanya untuk menyambung hidup. Ingin hidup aman, damai dan sejahtera. Hanya orang mati yang tidak perlu makan, itu pun masih memerlukan kain kafan dan keranda.


Beragam profesi yang digeluti dalam kiprah manusia, pada intinya tetap untuk mencari sesuap nasi dan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu profesi bergengsi yang beresiko tinggi adalah menjadi seorang Jurnalis atau Wartawan. Dikatakan demikian karena fakta sudah membuktikan betapa banyak nya aksi kekerasan yang menimpa kaum Jurnalis, baik didalam mau pun luar negeri.


Wartawan merupakan kerja profesi yang tidak semua orang bisa melakukannya. Sama seperti montir, pilot, dokter, guru, atau pun arsitektur bangunan. Dari semua profesi kerja yang ada, insan Pers dinilai paling rentan oleh tindak kekerasan yang dilakukan oleh politisi busuk dan koruptor, bahkan oleh jaringan Narkoba.


Kenapa demikian?? karena hanya Wartawan sejati yang berani membuka tabir kepalsuan dalam hitam nya para pembuat dosa terhadap bangsa dan negara. Membongkar kasus dalam laci koruptor berdasi, membongkar kasus dalam peti politisi busuk yang bermasalah. Otomatis pekerjaan itu akan memicu perlawanan dari mereka yang merasa aib nya terbongkar, yang jelas akan menjadi opini publik setelah dimuat di media cetak dan media elektronik (media online).


Meski pun kerja insan Pers sudah diperkuat oleh payung hukum yang cukup kuat, yaitu Undang Undang Pers no 40 tahun 1999, namun selama sipat manusia yang selalu dibarengi napsu dan diasuh oleh syetan, tidak akan menjamin keselamatan para Wartawan dalam melaksanakan tugas nya dilapangan. Para Wartawan akan selalu terancam oleh aksi kekerasan. Dimulai dari upaya kriminalisasi, pemukulan, pengusiran, perkusi, sampai dengan pembunuhan.


kita sudah melihat beberapa Wartawan yang tewas dibunuh oleh tangan tangan keji yang tak berperikemanusiaan. Masih terbayang dibenak kita bagaimana Wartawan Bernas, Udin dibunuh di Pantai Parangtritis Yogyakarta, Prabangsa di Bali mengalami nasib yang sama karena membongkar korupsi dana pendidikan. Baru saja di Medan Sumatera Utara, seorang pemimpin Redaksi media online tewas ditembak saat berada dalam mobil yang ditumpangi nya. Masih banyak lagi kalau disebutkan satu per satu. Belum lagi tindak kekerasan lainnya yang sudah sering terjadi dilapangan.


Namun meski pun 'vivere very coloso', sebuah pekerjaan yang menyerempet nyerempet bahaya, mereka yang menjadi Wartawan tetap berdiri teguh untuk menyuarakan kebenaran, keadilan dan kejujuran. Meski peluru menghadang menerjang! karena bagi nya terjun di Pers merupakan panggilan hati untuk ikut berjuang ditengah tengah umat manusia dan lingkungannya, demi tegaknya keadilan dan kebenaran.


Dalam dunia Pers ada hobi, berani, bakat, kecerdasan, jiwa petualang dan rasa solidaritas, bercampur dalam sebuah aktipitas untuk membuat karya tulis bagi kepentingan inpormasi publik. Dimana antara rasa takut dan keberanian bercampur aduk tatkala jari jari tangan menuliskan kata demi kata untuk memberitahukan kepada masyarakat banyak tentang sebuah kebobrokan birokrasi atau pemerkosaan terhadap Hak Asasi Manusia. Brave and brain( keberanian dan kecerdasan) mutlak harus dimiliki oleh seorang insan Pers dalam mengambil sikap terhadap suatu permasalahan, terutama bagi kepentingan umum. Jika ragu, takut, dan tidak percaya diri lebih baik tidak mengeluti dunia jurnalis, akan lebih aman menjadi pembaca karya tulis Wartawan saja sambil ongkang ongkang kaki diberanda rumah bersama nyonya cantik bahenol.


Apa pun yang terjadi, sungguh insan Pers seorang yang mulia, karena kerjanya memberi tahu, menerangi dan mencerdaskan para pembaca nya. Pendek kata Pers adalah sosial kontrol dan pendidikan, meski sangat beresiko tinggi.


Mengingat semakin tingginya tingkat kekerasan terhadap Wartawan, maka para Wartawan harus bersatu padu dan bahu membahu dalam melawan aksi premanisme selama di lapangan. Perlu kehati hatian dalam setiap langkah karena banyak ular berbisa yang akan mematuk. Ayo bersatu padu dan tingkatkan rasa solidaritas. Lawan dan hancurkan  berhala berhala yang gila harta dan gila puja. Hanya dua kata dilawan dan melawan. Hidup Pers!! Jaya selalu insan Pers!***Dudi Daudi


Komentar

Tampilkan

  • Keras nya Hidup Di Dunia Pers Jangan Membuat Kaum Jurnalis Kempes
  • 0

Terkini