Kedamaian, kentrentraman, kenyamanan baik secara individu atau kelompok masyarakat dari berbagai suku, ras, agama terjamin tanpa ada intimidasi golongan tertentu yang seakan merasa/mengaku paling benar dan tinggi derajatnya dan merendahkan yang lain yang seiman dan tak seiman, sehingga intoleransi berwujud terdepan dan yang namanya TOLERANSI TERCABIK.
STABILITAS dalam arti yang sederhana adalah kemampuan yang dimiliki suatu organisme, populasi, komunitas, atau ekosistem untuk menghidupi dirinya sendiri atau meredam sejumlah gangguan maupun tekanan dari luar.
Dalam arti yang luas adalah kestabilan atau situasi yang kondusif baik di bidang sosial budaya, politik, pemerintahan, keamanan, perekonomian, perdagangan, dan bidang-bidang lainnya, sehingga pemerintahan bisa berjalan dengan baik, rakyat bisa melakukan aktivitasnya dengan baik, dan program-program serta kebijakan pemerintah bisa dilaksanakan secara optimal.
FITNAH pengertian aslinya adalah cobaan atau “ujian”. Hal terkait fitnah adalah pengumuman fakta yang bersifat pribadi kepada publik, yang muncul ketika seseorang mengungkapkan informasi yang bukan masalah umum, dan hal tersebut bersifat menyerang pribadi yang bersangkutan.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia memiliki arti sebagai perkataan bohong yang tidak berdasarkan kebenaran serta disebarkan untuk menjelekkan dan menjatuhkan orang lain. Pengertian fitnah menurut islam juga bisa dilakukan tanpa Anda sadari ketika sedang berlangsung. Hal tersebut akan sangat membahayakan hidupnya, meski ia tidak menyadarinya.
Dalam “Al Quran dan Hadits” banyak yang membahas mengenai fitnah ini, sehingga dapat membuat orang berpaling dari jalan yang benar menjadi sesat, kebinasaan, perselisihan, krisis kepercayaan bahkan peperangan dan kemungkaran.
JAHILIAH merupakan dimana manusia tidak mengetahui tentang ajaran agama , sebab pada zaman itu tidak ada Nabi dan tidak ada kitab suci yang digunakan sebagai petunjuk hidup, hingga tidak jauh berbeda dengan kehidupan binatang karena berada pada zaman kebodohan.
Jahiliah pada peradaban modern/millenial, di-Era ini penuh dengan pengetahuan serba canggih dan kebebasan berpendapat, namun gejolak kenistaan yang tidak mempunyai akhlak, pedoman hidup, dan keimanan, merasa paling benar, tindakan kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, pemalsuan, korupsi merajalela sampai hoak tanpa henti, meremehkan, melecehkan, menghina pribadi seseorang serta melunturkan budaya etika dan estetikanya.
Alasan-alasan diatas, mempengaruhi sebuah keinginan agar kedamaian, kentrentraman, kenyamanan baik secara individu atau kelompok masyarakat dari berbagai suku, ras, agama terjamin tanpa ada intimidasi golongan tertentu yang seakan merasa/mengaku paling benar dan tinggi derajatnya dan merendahkan yang lain yang seiman dan tak seiman, sehingga intoleransi berwujud terdepan dan yang namanya toleransi tercabik.
KEMBALIKAN CIRI NKRI SEUTUHNYA.
NKRI adalah Negara Kesatuan merupakan dimana suatu sistem organisasi politik sebagian besar atau semua kekuasaan berada dalam pemerintahan pusat. Pemerintah pusat biasanya mendelegasikan wewenang ke unit subnasional dan menyalurkan keputusan kebijakannya.
Keputusan kebijakannya, sangatlah penting saat ini.
KOPKAMTIB suatu Komando yang berjaya dan paling berhasil dalam meredam kehawatiran semua pihak, akankah kini terlahir kembali?
Pemerintah harus tetap memelihara dan meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban akibat adanya konflik yang berkembang dan yang terjadi pada saat ini.
Dalam sejarahnya, Kopkamtib suatu lembaga paling berhasil dalam mewujudkan stabilitas nasional, dan alat utama pemerintah untuk melakukan kontrol politik dan untuk menangani berbagai macam peristiwa yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Tugas pokoknya untuk memulihkan keamanan dan ketertiban dari peristiwa yang bersifat memecah belah persatuan.
Dan dalam menanggulangi keamanan, tentu mengedepankan tindakan persuasif, tanpa ada pengaruh yang melanggar HAM dan bersandar pada sejarah terdahulu serta philosofy siliwangi silih asah, asih, asuh., selain pola lain sebagai pendukung methode strategi lembaga yang lebih modern millenial.
Penulis (Pengamat Pemerintahan Daerah Iwan Singadinata)