Perjalanan hidup anak manusia sudah digariskan Tuhan yang maha kuasa, tapi manusia harus berihtiar untuk mengubah diri nya. Doa dan usaha adalah modal dalam perjuangan untuk meraih cita cita. Bahkan harus berani 'vivere very coloso', berani menghadapi tantangan meski beresiko tinggi, apa pun yang akan terjadi, terjadilah!
Itulah tekad dan semangat hidup dari seorang figur yang bernama, Dadih Leo. Teguh dan penuh tanggung jawab dalam mengemban amanah rakyat. Baik di pemerintahan desa maupun di luar pemerintah sebagai aktipis sosial.
Perjalanan hidup Dadih Leo mantan preman yang sudah kenyang dengan dinginnya tembok penjara, dibeberkan kepada media TINDAK. Mulai dari masa perantauannya di Banten dan Jakarta, hingga Jawa Barat, selalu berurusan dengan hukum. Kini nasib mujur bagi Dadih Leo, karena selepas dari dunia hitam ia kembali berbaur dengan masyarakat, menjalani kehidupan yang waras dan normal bahkan mendapat kepercayaan untuk memimpin desa Mandalagiri, Kecamatan Leuwisari, sebagai Kepala Desa.
Sungguh sangat berbeda dengan apa yang dialami ole para koruptor yang keluar masuk kantor, dan terahir mereka harus masuk hotel prodeo, karena merampok duit rakyat dan duit negara. Mereka duduk dulu di kursi jabatan, dan terahir masuk bui. Lain dengan Dadih Leo, ia di penjara dulu, kemudian duduk dikursi Kepala Desa. Sebuah kehormatan dari rakyat yang tidak mudah begitu saja untuk didapatkan.
Dadih Leo pun dikenal aktip di organisasi kemasyarakatan. Ia duduk sebagai ketua umum, JAGAT (Jaringan Anak Galunggung Tasikmalaya). Meski Ormas lokal namun anggota nya sudah banyak tersebar di Tasikmalaya. Dikenal sangat perhatian kepada warga miskin dan berjiwa solider. Kini sudah insyaf dan kembali ke jalan yang benar, namun watak keras nya masih tampak terlihat. Berani, nekad, dan apa ada nya.
Ditemui di Warung Cafe nya dipinggir jalan Cisinga, saat asyik berkumpul dengan istrinya yang setia dan buah hati nya yang diberi nama Raja Galunggung. Saya pun disambut dan diterima nya dengan antusias. Ia sangat bersahabat, baik, dan enak diajak ngobrol. Justru disinilah letak penghormatan kami kepada, tidak sombong karena ia merasakan pahit getir nya hidup dijalan Tetap rendah hati, namun tegas dan memiliki rasa tanggungjawab yang besar terhadap pilihan hidup nya.***DAD/RED