MAROS, mediatindak.com--- Salah satu warga Dusun Moncong Jai, Desa Rompe Gading, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan Sangkala (Alm) yang di duga adalah korban pembunuhan pada Bulan 09/2020. Namun, sampai hari ini pihak kepolisian Polres Maros ,belum bisa mengungkapkan apa penyebab sebenarnya. Sedang pihak keluarga saat di wawancara oleh awak media, Darwis Maros, yang merupakan keluarga korban dan sekaligus kuasa pendamping menyayangkan kinerja Polsek Camba.
"Kami dan keluarga lainnya sangat menyayangkan pihak kepolisian Polsek camba karena seharusnya pada saat kejadian, pihak Polsek langsung olah TKP dan mengamankan barang milik korban Serta memasangi garis polisi namun itu tdk dilakukan," ucap Darwis di salah satu Warkop di Maros, kamis (18/2/2021).
Lanjut Darwis, "Seandainya itu di lakukan mungkin saja ada petunjuk tambahan dari benda tersebut. Di samping itu, lambanya pelimpahan berkasnya ke Polres.
Ini saya anggap Polsek Camba ,tidak bekerja sesuai SOP bahkan pada saat evakuasi korban, juga tidak berada di TKP. Menurut keluarga, hanya Babinkamtibmas saja yg hadir saat evakuasi" jelasnya.
Terpisah, kanit Reskrim Ipda Mukhbirin, pada saat di konfirmasi pada tanggal 17 Februari, 2021 membenarkan, bahwa berkas di terima dari Polsek setelah berjalan beberapa bulan setelah kejadian.
Namun, kita tetap melakukan olah TKP (Tempat Kejadian perkara) kembali, sampai hari ini belum ada petunjuk baru yg di temukan untuk mengetahui penyembab sebenarnya kematian korban oleh pihak polsek camba" katanya.
kanit juga menambahkan "seandainya pada saat olah TKP pihak Polsek mengamankan barang korban dan juga di pasangi garis polisi di sekitar pondok pada saat kejadian, mungkin akan lebih mudah mengungkapnya," ucapnya.
Namun begitu Polres Maros bersama 7 (tujuh) orang anggotanya tetap olah TKP kembali Pada tanggal 30/12/2020. Dan melakukan introgasi kepada beberapa keluarga dan anak korban.
"Dan insyaallah dalam waktu dekat ini saya juga akan introgasi kembali dokter yg menangani korban pada saat visum. Karena sesuai hasil visum yang di kelurkan dokter puskesmas Cenrana, memang luka tersebut bukan penyebab kematian korban," ungkap Ipda Mukhbirin.
"Tapi, kalau untuk mengetahui apa penyebab kematian almarhum,.itu bisa dengan jalan otopsi. Cuman saja, dana Otopsinya sekarang sangat mahal , tapi kalau pihak keluarga mau dan mampu siapkan dana untuk itu ,ya kita lakukan otopsi, karena kalau dari pihak Polres jelas tidak bisa mengeluarkan anggaran karena kasus ini. Karena kasus tahun lalu dan tidak bisa di anggarkan ulang untuk itu. Tapi saya tetap berusaha dan akan kembali melakukan pemeriksaan terhadap dokter tersebut," tambahnya.
Saat dikonfirmasi, Dokter Ina, terkait masalah ini di teras PKM( Puskesmas) Cenrana menjelaskan bahwa, pihaknya telah melimpahkan hasil Visumnya pada pihak kepolisian.
" Terkait Visum, sudah saya serahkan kepihak kepolisian terkait isinya yang berkaitan dengan hasil visum, saya tdk bisa menjelaskan ke bapak terkecuali pihak kepolisian itu sendiri yg meminta untuk di jelaskan," kuncinya.
Dengan penjelasan Dokter, awak media bersama keluarga mendatangi Polsek Camba untuk mengkonfirmasi Polsek, namun gagal. Lantaran Kapolsek baru tiba.
"Beliau tak bisa di temui dengan alasan baru pulang dari polres kata anggotnya atas nama Ruli, yang ada di pos penjagaan. Mereka hanya meminta no HP saya selaku Media untuk kemudian , Ruli menghubungi saya setelah komandan selesai istirahat. Namun sampai hari ini belum ada respon padahal sudah 3x24jam," Jelasnya.**M.Said Mattoreang*