Kota Tasikmalaya,media tindak com---Menindak lanjuti pemberitaan yang beredar luas di masyarakat, terkait kabar seorang nenek berusia 70 tahun yang diberitakan di salah satu media lokal di kota Tasikmalaya, bahwa seorang nenek tersebut bekerja sebagai tukang pijet plus plus.
Kabar tak sedap itu membawa bawa nama Komunitas Seniman Jalanan (SENJATA) kota Tasikmalaya, maka pada Senin (25 januari 2021) pukul 09 wib s/d pukul 12.00 siang wib, bertempat di gedung Bamus DPRD Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, LSM LAKRI dan Komunitas Seniman Jalanan(Senjata) mengadakan audensi atas pemberitaan tersebut yang mengatakan bahwa anggota Senjata sebagai nara sumber dari berita tersebut.
Dalam audensi tersebut, anggota senjata mengatakan tidak menjadi nara sumber berita tersebut. Selanjut nya pimpinan LSM LAKRI kang Rino mempertanyakan tentang kepedulian pemerintah terhadap keberadaan para seniman jalanan tersebut, "ini yang seharus nya dibina, di beri pengarahan, diberi bantuan modal dan ketrampilan usaha, dan juga di dorong supaya ke depan nya bisa lebih baik lagi dan bermanfaat bagi lingkungan nya, bukan malah di razia sama Satpol PP, dengan alasan mengganggu ketertiban umum,"Tegas nya.
Acara audensi itu dipimpin oleh ketua komisi 4 DPRD Kotamadya Tasikmalaya, Dede Muharram, beserta anggota DPRD lain nya, hadir juga Sekdis Dinsos beserta staf, Kadis Tenaga Kerja serta staf, Kadis Pariwisata serta staf, serta para pimpinan komunitas Senjata yang di ketuai kang Firman, dengan Sekertaris nya kang Rian dan bendahara kang Ari Tato, serta para anggota dari LSM LAKRI dan senjata yang nampak hadir menyimak dan memperhatikan.
Komunitas Seniman Jalanan Kota Tasikmalaya (SENJATA) Tasikmalaya sedang tahap proses pembuatan ijin resmi, dan untuk saat ini senjata merupakan bagian dari sayap LSM LAKRI.
Rapat audensi berjalan lancar dan kondusip,mudah mudahan ke depan nya seniman jalanan kota Tasikmalaya bisa lebih baik dan bermanfaat buat lingkungan dan masa depan anak anak muda Indonesia***Reporter Deni Rodiansyah
