Oleh : Dadang Rachmat Al-Faruq (Anggota DPRD Kab Tasikmalaya)
Pilkada menjadi momentum untuk bisa menentukan masa depan yang lebih baik lagi untuk masyarakat dan daerah. Masa depan daerah yang baik tentu saja ditentukan dari seberapa baiknya masyarakat dalam memanfaatkan momen pilkada secerdas mungkin sehingga mendapatkan pemimpin yang memang benar-benar berkualitas.
Pilkada merupakan sebuah implementasi, perwujudan serta kedaulatan rakyat. Asumsi demokrasi berada di tangan rakyat, karena rakyat sendirilah yang menentukan siapa yang nantinya memegang kepemerintahan selama 5 tahun mendatang. Sehingga dapat disimpulkan jika Pilkada merupakan sarana pemberian mandat serta amanah dari rakyat kepada pemimpin yang terpilih.
Indonesia sendiri sudah memilih metode sistem demokrasi langsung ini untuk memilih pemimpin-pemimpin untuk daerah-daerah di Indonesia. Mekanisme dari sistem demokrasi ini menjadikan pemilih memegang kedaulatan penting untuk menjalankan serta mengawal pemerintahan.
Jika dilihat dari sisi ilmu politik, perilaku dari pemilih atau voting behavior menjadi salah satu kajian dari ahli-ahli politik. Ada beberapa kategori pemilih yang ada di Indonesia, pertama ada pemilih yang memilih pemimpin atas dasar kesamaan suku, agama, golongan, maupun status sosial. Yang kedua terdapat pemilih yang memilih atas dasar kesamaan visi misi, pandangan, ideologi, dan afiliasi partai politik. Dan yang ketiga, terdapat jenis pemilih yang selalu mengedepankan rasionalitas ketika memilih pemimpin. Memilih pemimpin dengan penilaian yang dilakukan secara objektif dan komprehensif serta tidak dipengaruhi faktor-faktor luar lainnya.
Tentu saja saat ini sudah banyak nama-nama calon kepala daerah yang mulai marak dengan segala kampanye yang dilakukan demi mendapatkan simpati masyarakat serta dukungan penuh dalam pilkada. Mulai dari kampanya dalam bentuk orasi, baliho, spanduk, dan masih banyak lainnya.
Untuk itu lah sebagai masyarakat, benar-benar harus memanfaatkan sebaik mungkin pesta demokrasi yang dilaksanakan 5 tahun sekali ini. Jangan sampai hak pilih yang dimiliki disalahgunakan untuk kepentingan lainnya, misalnya saja demi uang. Apalagi sudah menjadi kebiasaan sebagian besar calon-calon kepala daerah yang menggunakan cara ini agar bisa mendapatkan suara.
Kualitas dari pemimpin sebuah daerah nantinya akan sangat menentukan bagaimana masa depan daerah serta masyarakat di dalamnya. Apalah arti uang yang didapatkan jika kemudian tidak memberikan dampak yang baik bagi daerah dan masyarakat di dalamnya. Untuk itu masyarakat diharapkan dapat cerdas dalam memilih pemimpin
Manakah yang bisa diandalkan dalam mencapai kesejahteraan bersama. Jangan sampai memilih pemimpin yang hanya menjanjikan materi sementara tanpa memiliki konsep yang baik dalam pembangunan daerah di masa yang akan datang. Yang dibutuhkan sebenarnya bukanlah materi namun perubahan yang benar-benar nyata. Sehingga penting untuk mempalajari gagasan serta visi dan misi dari calon pemimpin untuk mempertimbangkan siapa yang sepantasnya untuk dipilih
Kita berharap, para paslon kepala daerah yang akan bersaing dalam pertarungan panas untuk tidak terjebak dalam "syahwat kekuasan" yang cenderung ambisius, curang, koruptif dan kolutif. Namun paslon-paslon kepala daerah yang memposisikan kekuasaan politik bukan sebagai tujuan akhir, tapi sebagai sarana untuk berbuat baik kepada rakyat di daerahnya. Dalam konteks itu diharapkan proses Pilkada bisa menghasilkan pemimpin yg shidiq, amanah, fathonah dan tablig.