Walaupun pembelajaran dengan systim Daring, belajar di rumah dan guru menyampaikan materi bahan ajar dari sekolah, tentu wajib menjalankan protokol kesehatan. Artinya pihak sekolah wajib menyiapkan prangkat cuci tangan dan sabun di pintu masuk sekolah dan titik tertentu sesuai kebutuhan sekolah dan masker bagi orang tua yang lupa bawa masker untuk urusan siswa. Tentu dengan jaga jarak,
Para siswa yang berurusan ke sekolah mematuhi peraturan dan tidak dibenarkan berkerumun/kumpul pada satu titik/teras sekolah. Namun sangat disesalkan, tidak demikian di SMPN 3 Cibitung Kabupaten Bekasi. Sekolah yang dipimpin Budiono ini terlihat mengabaikan total protokol kesehatan di saat musim covid.
Tempat cuci tangan tidak ada, siswa mengabaikan jarak dan pake masker di bawah mulut, duduk bergerombol dekat musola dan kantin yang sedang tutup. Tanpa adanya arahan dan bimbingan agar siswa jangan bergerombol.
Ketika Tindak datang para siswa langsung bubar. Sang Kepsek tidak ada, walau Tindak sudah 3 kali ke sekolah itu. Budiono selaku Kepala Sekolah kurang memperhatikan aspek kebersihan lingkungan sekolah. Ruang kelas berantakan dibiarkan debu menumpuk. Walaupun KBM tatap muka tidak ada, tentu lebih terawat sekolah bila bersih dan terkunci rapi demi ketahanan dan keselamatan ruang belajar.
Tampaknya akibat terlalu lama jadi Kepala Sekolah, Budiono sudah malas merawat sekolah SMPN 3 Cibitung atau karena dipindah dari SMPN 7 Tambun Selatan yang fasilitas dan jumlah muridnya lebih banyak.
"Mohon teguran Kadisdik agar saat covid begini, Kepala Sekolah tetap memelihara sekolah binaannya,"ujar Johanes, Direktur LSM Garuda saat dimintai tanggapannya.
(Tim Tindak/Purba)
