Poso, Sulteng,TINDAK-----Hilal Merah Indonesia, SULAWESI TENGAH - Ahad ( 3 Mei 2020 ) pukuL 14:00 Wita bersama tim relawan FPI Poso bersama MT. Khalid Bin walid menuju ke lokasi banjir yang berada di Lore Utara (Napu). Berbagai tantangan yang dihadapi merupakan nilai tersendiri yang tidak dapat terlukiskan dimana ketika daya dan upaya sekuat tenaga menghadapi tantangan menuju titik longsoran, seorang sahabat bernama Rahmat Soeratinoyo ketika bertemu tim relawan FPI mengatakan, "Tidak bisa lolos apa lagi membawa motor, kalau jalan kaki mungkin bisa tapi pasti berhari-hari baru sampai,"
Mendengar penuturan Sdr Rahmat justru membuat semangat tim relawan FPI - HILMI bertambah tinggi. Dengan berbekal semangat itulah mereka melanjutkan perjalannya ke lokasi yang dituju. Kubangan lumpur disertai genangan air mereka lalui dan dari satu longsoran ke longsoran lain mereka lewati sehingga akhirnya sampai di lokasi lembah yang di kenal dengan nama HAE. Di sanalah para relawan melepas sejenak lelah dan memesan mie instan untuk persiapan buka puasa.
Malamnya, tim relawan yang dipimpin langsung oleh ustadz Sugianto kaimudin selaku Ketua DPD FPI Sulawesi Tengah untuk melanjutkan perjalanan. Ikut bersama mereka Moh. Daffa Dzakiy Laskar Cilik yang memberi penyemangat kepada para rombongan.
Menurut pemilik warung, akan ada salah satu longsoran yang sulit untuk dilewati, namun hal itu tidak menyurutkan semangat rombongan FPI yang sejak 3 Mei 2020 berangkat guna memberikan bantuan kepada korban banjir bandang di Napu Lore Utara kab. Poso.
Dimalam kedua akses jalan lebih mudah untuk dilalui sehingga tepat pada pukul 00.23 FPI Poso setelah perjalanan selama 2 malam satu malam akhirnya mereka tiba di Napu dan mencari tempat untuk beristirahat yang kemudian muncul masalah baru.
Salah satu penginapan menolak tim FPI karena berasal dari Poso yang bersatuskan Zona Merah COVID-19. Rasa kantuk dan lelah bercampur jadi satu dan sebagian laskar FPI sudah tidur di pinggir jalan. Namun tidak disangka ada seorang ibu dan bapak justru siap mengfasilitasi rombongan menginap dengan membayar Rp. 300.000 untuk 7 orang.
Keesokan harinya, tanggal 5 Mei 2020 FPI Poso melakukan peninjauan ke beberapa desa yg terkena banjir bandang yang terjadi pada malam tanggal 2 Mei 2020. Dari hasil Asesmen di temukan daerah terparah adalah desa Bumi banyusari yg sangat parah, 194 rumah KK 679 jiwa terdampak dan mengalami kerusakan bahkan perkebunan mereka juga ikut terkena banjir dan gagal panen.
Selain itu desa Wuasa 49 KK 163 jiwa, Desa Kaduaa 42 KK 189 jiwa, desa Watumaeta 9 KK 36 jiwa, desa Alitipu 7 KK 27 jiwa. Hal ini di perburuk dengan putusnya aliran air bersih yang masuk ke desa tersebut. Kini masyarakat sangat membutuhkan Sembako, Air bersih dan selimut.
Saat kunjungan dan Asesmen FPI - HILMI Sulteng bersama DPW FPI Poso menyalurkan sejumlah bantuan sembako yang diantaranya Indomie dan telur dari dana internal tim yang berangkat.
"Kami minta bantuan FPI untuk menyalurkan bantuan sembako, air bersih dan kalau boleh selimut untuk warga kami," ungkap Sekretaris Desa, Siti Fatimah.
Sambutan hangat dan penuh persaudaraan dari kepala desa Budi widioarto yang menerima relawan FPI - HILMI saat menyerahkan bantuan untuk masyarakat banyusari, "Terima kasih kepada FPI. Karena selama musibah ini baru FPI yang datang dan memberikan bantuan dari luar desa kami," ungkap sekdes.
Usai penyerahan bantuan FPI - Hilmi memutuskan untuk balik ke Poso sambil menyiapkan para relawan untuk di berangkatkan ke daerah bencana kecamatan Lore Utara sekaligus membawa bantuan kemanusiaan berikutnya untuk mereka yang sedang tertimpa musibah.
"Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta'ala," ungkap ustadz Sugianto di hadapan kades dan sekdes.***
Narasumber : Ketua Tanfidzhi FPI Sulawesi Tengah, Ustadz Sugianto Kaimudin.(abdul wahid)