Tasik Utara,mediatindak.com--------Menindak lanjuti laporan dari seorang perempuan yang berinisial R, warga desa Nanggewer, Pagerageung, yang diduga sebagai korban upaya pencabulan yang dilakukan dukun SL, di Kampung Malahening, desa Bugel, Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya. Tim Liputan media TINDAK ahirnya turun kelapangan dan berhasil menemui dukun SL pada Jum'at malam,(8/11/2019).
Namun untuk menemui sang dukun, kami harus menempuh jalan kampung yang menanjak, dengan melewati medan jalan yang curam, beruntung jalan sudah enak dilewati karena sudah diplur.
Jalan yang bagus sangat membantu kami memperpendek waktu tempuh untuk sampai di Malahening. Kami pun tiba di Kampung Malahening pada pukul 18.00 WIB. Saat itu remang petang datang menjelangga. Hitam dalam gelap malam.
Untuk menuju rumah dukun SL Kami dipandu oleh suami korban R. Sebelum mencapai rumah dukun SL, beberapa ekor anjing menyambut kami dengan gonggongannya yang keras. Beruntung anjing anjing kampung itu masih dirantai.
Tak lama kemudian kami pun memasuki rumah dukun SL. Dukun SL kebetulan sedang ada dirumah dan menyambut kami dengan gaya kikuk bercampur kaget. Wajahnya bersih tanpa kumis, lain dengan penampilannya beberapa tahun kebelakang. Ia pun kelihatan memakai peci dan bersarung.
Setelah memperkenalkan diri kami pun mulai membuka pembicaraan. Ia pun dengan serius mendengarkan pembicaraan kami, namun saat menyampaikan adanya upaya pencabulan terhadap R, dukun SL membantah keras, bahwa ia tidak merasa berbuat tak senonoh terhadap R.
Namun saat didesak ia hanya mengakui bahwa telah membawa korban kebelakang rumahnya untuk ritual mengeluarkan air mani. Dimana R harus mendapatkan air mani dari syahwatnya yang nantinya dimasukin celana dalam, dan nantinya dimasukin keair minum agar diminum oleh suaminya.
Dukun SL pun membeberkan tentang cara cara dan syarat syarat yang biasanya harus dibeli, seperti kemenyan, hioh, minyak wangi, sampai ayam hitam tulak. Ada pun yang datang biasanya minta dagang laris, asihan atau pun pesanan gaib lainnya. Bahkan sanggup membantu agar menjadi atlet olah raga berprestasi. Namun berdasarkan pengakuan seorang remaja pemain volley Ball yang datang ke dukun SL, agar jadi pemain handal, tetap saja tak bisa bersaing untuk jadi pemain volley yang hebat, karena hanya disuruh baca mantra dimakam pada malam hari.
Berbeda dengan pengakuan R bahwa si dukun SL pada malam rabu telah menjamah dan memegangi payudaranya dan mengajaknya untuk bersetubuh, namun R menolak karena takut hamil. R Pun menolak dan buru buru pulang. Atas kejadian itu ia pun menangis dan mengadu kepada suaminya dengan badan gemetar, karena merasa kaget dan shock.
Dukun SL mengakui membawanya kebelakang rumahnya atau membawa pasiennya ke makam keramat yang tak jauh dari rumahnya. Dimana pasien akan dipandu untuk berkonsentrasi dan berdoa. Ia pun membantah jika dirinya telah mencabuli pasien perempuan berinisial R.
Menurut R ada juga seorang pasien perempuan yang menjerit jerit dan merangkul suaminya getir setelah melakukan ritual dengan dukun SL di Kampung Malahening. Disaat suaminya disuruh membaca mantra mantra dirumah dukun SL, disitulah dukun SL membawa pasien perempuan ketempat ritual diluar rumah Dukun SL.
Atas peristiwa ini, kami pun mengajak dukun SL untuk dipertemukan dengan korban dugaan pencabulan. Dukun SL pun siap memberikan keterangan namun ia tidak mau dibawa keluar Kampung Malahening.
Namun untuk menemui sang dukun, kami harus menempuh jalan kampung yang menanjak, dengan melewati medan jalan yang curam, beruntung jalan sudah enak dilewati karena sudah diplur.
Jalan yang bagus sangat membantu kami memperpendek waktu tempuh untuk sampai di Malahening. Kami pun tiba di Kampung Malahening pada pukul 18.00 WIB. Saat itu remang petang datang menjelangga. Hitam dalam gelap malam.
Untuk menuju rumah dukun SL Kami dipandu oleh suami korban R. Sebelum mencapai rumah dukun SL, beberapa ekor anjing menyambut kami dengan gonggongannya yang keras. Beruntung anjing anjing kampung itu masih dirantai.
Tak lama kemudian kami pun memasuki rumah dukun SL. Dukun SL kebetulan sedang ada dirumah dan menyambut kami dengan gaya kikuk bercampur kaget. Wajahnya bersih tanpa kumis, lain dengan penampilannya beberapa tahun kebelakang. Ia pun kelihatan memakai peci dan bersarung.
Setelah memperkenalkan diri kami pun mulai membuka pembicaraan. Ia pun dengan serius mendengarkan pembicaraan kami, namun saat menyampaikan adanya upaya pencabulan terhadap R, dukun SL membantah keras, bahwa ia tidak merasa berbuat tak senonoh terhadap R.
Namun saat didesak ia hanya mengakui bahwa telah membawa korban kebelakang rumahnya untuk ritual mengeluarkan air mani. Dimana R harus mendapatkan air mani dari syahwatnya yang nantinya dimasukin celana dalam, dan nantinya dimasukin keair minum agar diminum oleh suaminya.
Dukun SL pun membeberkan tentang cara cara dan syarat syarat yang biasanya harus dibeli, seperti kemenyan, hioh, minyak wangi, sampai ayam hitam tulak. Ada pun yang datang biasanya minta dagang laris, asihan atau pun pesanan gaib lainnya. Bahkan sanggup membantu agar menjadi atlet olah raga berprestasi. Namun berdasarkan pengakuan seorang remaja pemain volley Ball yang datang ke dukun SL, agar jadi pemain handal, tetap saja tak bisa bersaing untuk jadi pemain volley yang hebat, karena hanya disuruh baca mantra dimakam pada malam hari.
Berbeda dengan pengakuan R bahwa si dukun SL pada malam rabu telah menjamah dan memegangi payudaranya dan mengajaknya untuk bersetubuh, namun R menolak karena takut hamil. R Pun menolak dan buru buru pulang. Atas kejadian itu ia pun menangis dan mengadu kepada suaminya dengan badan gemetar, karena merasa kaget dan shock.
Dukun SL mengakui membawanya kebelakang rumahnya atau membawa pasiennya ke makam keramat yang tak jauh dari rumahnya. Dimana pasien akan dipandu untuk berkonsentrasi dan berdoa. Ia pun membantah jika dirinya telah mencabuli pasien perempuan berinisial R.
Menurut R ada juga seorang pasien perempuan yang menjerit jerit dan merangkul suaminya getir setelah melakukan ritual dengan dukun SL di Kampung Malahening. Disaat suaminya disuruh membaca mantra mantra dirumah dukun SL, disitulah dukun SL membawa pasien perempuan ketempat ritual diluar rumah Dukun SL.
Atas peristiwa ini, kami pun mengajak dukun SL untuk dipertemukan dengan korban dugaan pencabulan. Dukun SL pun siap memberikan keterangan namun ia tidak mau dibawa keluar Kampung Malahening.
"Saya bersumpah tidak melakukan dan mengajak perempuan itu untuk berhubungan badan. Mari kita bicarakan disini agar jelas dan kelir," kata dukun SL kepada TINDAK.
Sepintas kami sudah mencium ada aroma kebusukan yang harus dibongkar, apalagi ada beberapa keterangan yang menguatkan bahwa Dukun SL harus diwaspadai.***DAD/JAHID
