Banyak yang melatar belakangi para kandidat kepala desa untuk mengikuti kontestasi politik tingkat desa. Bisa dibaca dari visi dan misinya yang terpampang pada spanduk yang berjejer dipinggir jalan. Begitu pula dengan sosok kandidat yang satu ini.
Namanya Ading Bin Juhria alias Encon. Namun berlatar dari kehidupan yang sangat bersahaja, Ading yang memutuskan diri untuk menjadi kepala desa Tanjungkerta, tidaklah berjanji muluk muluk. Baginya, pemerintah desa harus mampu membawa masyarakat desa Tanjungkerta kearah yang lebih baik. Maju dan sejahtera.
Namun untuk mewujudkan hal itu tak semudah membalik telapak tangan, namun bagi Ading punya cita cita untuk membangun masyarakat desa merupakan niat mulia yang harus didukung oleh masyarakat, apalagi jika cita cita itu direalisasikan dengan penuh komitmen.
Makanya Cakades yang satu ini sudah memplot langkah langkah kerjanya yang tertuang dalam visi dan misinya yang dapat dibaca secara gamblang dan terbuka.
Ading bin Juhria yang mantan penggiat pertanian ini mempunyai visi untuk membangun sipat kegotong royongan dalam membangun desa Tanjungkerta, yang jujur, adil, sejahtera, berbudaya, dan berahlak mulia (Cageur bageur).
Sedangkan Misi nya adalah sebagai berikut:
1.Akan mewujudkan pemerintahan yang jujur dan berwibawa dengan pengambil keputusan yang cepat, tepat, dan akuntabel.
2.Mengedepankan kejujuran dan musyawarah mufakat dalam kehidupan sehari hari dengan pemerintahan maupun dengan masyarakat desa.
3.Meningkatkan profesionalitas kerja dan mengaktipkan seluruh perangkat desa.
4.Mewujudkan sarana prasarana desa yang memadai
5.Mewujudkan perekonomian dan kesejahteraan warga desa.
6.Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat desa yang maksimal.
7.Meningkatkan kehidupan desa secara dinamis dalam segi keagamaan dan kebudayaan.
Itu hanya sebatas garis besar, bagi Ading yang jebolan SPMA itu, masalah klasik yang belum bisa dipecahkan adalah masalah air yang menjadi kebutuhan utama warga. Ia punya solusi yang siap untuk diterapkan karena sangat vital bagi kehidupan.
Ia juga punya cita cita untuk mensejahterakan guru ngaji, marbot, dan pengurus masjid lainnya. Termasuk memperhatikan tingkat kesejahteraan para guru madrasah diniyah yang ada di desa Tanjungkerta.
Sekarang tidak ada yang tidak bisa karena roda pemerintahan desa ditopang oleh kucuran dana yang besar yang masuk ke kas desa. Tinggal bagaimana memanage dan mengimplementasikannya demi kesejahteraan rakyat. Rumusnya sudah ada pada visi misi yang semestinya dijalankan dengan konsekwen.***ARMET
