-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Tradisi Bubur Sura di SDN Cisema Sebagai Kearipan Lokal yang Terus Dijaga

Tindak Online
Rabu, 18 September 2019, Rabu, September 18, 2019 WIB Last Updated 2019-09-18T09:41:59Z


Tasik Utara, TINDAKmedia.com- Bagi umat lslam yang ada di Pulau Jawa, setiap memasuki tahun baru Hijriyah atau tanggal 1 Muharram, ada sebagian masyarakat yang merayakannya dengan rasa sukur dan suka cita. Seperti di Surakarta dan Yogyakarta diadakan ritual Gerebeg Sura dengan mengarak kebo Bule keliling alun alun dan keratonan. Selama berjalan tidak boleh bicara alias ‘’ngebudek’’. Terlepas dari apa yang dipertontonkan, yang jelas bagi mereka adalah sebuah puja puji bagi Gusti Sang Hyang Widi atau Alloh SWT. Sebagai bentuk penyerahan diri dengan bersukur atas nikmat dan karunianya.


Sedangkan bagi sebagian masyarakat lainnya untuk mengisi dan merayakan setiap tanggal 1 Muharram itu dengan mengadakan karnaval yang diikuti oleh masyarakat dan lembaga pendidikan agama, baik dari ponpes atau pun Madrasah dan sekolah umum lainnya. Menunjukkan syiar lslam yang terus bersinar dan membawa keselamatan bagi umat manusia di dunia. Bahkan bukan hanya di lndonesia, di Malaysia, Brunai, Pakistan, lndia dan lran, sebagian masyarakatnya beramai ramai membuat Bubur Sura dengan aneka ragam rasa dan corak yang berbeda sesuai selera.

Ternyata dilingkungan masyarakat kita masih ada juga yang masih kuat mempertahankan tradisi bubur Sura, meski pun pada saat ini sudah jarang dilakukan, bahkan sudah hampir tidak ada. Di SDN Cisema yang lokasinya diujung utara kabupaten Tasikmalaya, acara ‘’ngabubur Sura’’ masih terus dijaga dan dipelihara sebagai warisan budaya lslam yang ada nilai positipnya.

Menurut Asep Gunawan, S.Ag, M.Pdl yang mengajar di SDN Cisema, tradisi bubur sura ini sangat khas dan harus dipertahankan karena mengandung nilai nilai religi yang edukatif.
‘’dalam prosesi bubur Sura itu terkandung nilai nilai islami, seperti kita harus mensyukuri nikmat sehat dan keselamatan, juga rejeki yang berkah. Bukan hanya itu tapi juga memupuk rasa soildaritas dan saling berbagi rejeki. Hal inilah justru yang kita harapkan dari mubur sura’’ paparnya kepada TINDAK saat ditemui dikantornya.


‘’bukan kewajiban karena kalau tidak dilaksanakan juga tidak akan menjadi dosa, hanya kami sangat menghargai tradisi yang khas dan unik ini. Sudah hampi
r punah dan menjadi hal yang unik dan langka, inilah seni menjaga kearipan yang positip’’ pungkasnya ***DAD

Komentar

Tampilkan

  • Tradisi Bubur Sura di SDN Cisema Sebagai Kearipan Lokal yang Terus Dijaga
  • 0

Terkini