-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita
Copyright © Best Viral Premium Blogger Templates

Iklan

Aki Lengser, Kesenian Mapag Wisudawan wisudawati RA dan DTA Attarbiyyah Leuwihalang.

Tindak Online
Kamis, 27 Juni 2019, Kamis, Juni 27, 2019 WIB Last Updated 2019-06-27T06:33:35Z

TINDAKMEDIA. COM TASIKUTARA -RA dan DTA Attarbiyah Kp. Leuwihalang Ds. Guranteng Kec. Pagerageung menggelar wisuda dan pelepasan siswa siswi tahun pelajaran 2018/2019 di halaman mesjid agung Al-Munawar. minggu 23-06-2019. Dalam prosesi wisuda ini, turut hadir Kepala Desa Guranteng, Ketua Himpaudi atau MDTA Kecamatan pagerageung, Kepala Dusun Leuwihalang, Kepala Sekolah, Dewan Guru, serta orang tua siswa.


Kehadiran Ki Lengser biasanya menjadi sosok yang menarik perhatian tamu undangan. Pasalnya dialah yang mengarahkan jalannya upacara yang digelar. Aki Lengser biasanya difungsikan sebagai upacara mapag pengantin, salah satu atraksi seni upacara adat “mapag panganten” (sambut pengantin). Kesenian semacam ini biasanya tak hanya ada dalam pesta pernikahan adat Sunda saja, namun kerap juga ditampilkan dalam menyambut kedatangan para pejabat atau tamu negara, tetapi pada kali ini upacara adat ki lengser di gelar dan di mainkan oleh siswa siswi RA dan DTA Attarbiyah.

Orangtua siswa dan warga yang menyaksikan berjalannya upacara adat ini sangat antusias, bahkan tak sedikit penonton yang melempar uang atau nyawer kepada siswa siswi yang memerankan ki lengser ini.

Di akhir tahun pelajaran, di sekolah-sekolah biasanya melaksanakan acara perpisahan alias pelepasan siswa kelas akhir. Dalam beberapa tahun terakhir, upacara pelepasan siswa atau istilah daerahnya 'paturay tineung' dilakukan dengan upacara adat. Memang, upacara adat, sekarang tak lagi didominasi oleh upacara pernikahan. Acara perpisahan sekolah sudah banyak yang menduplikasi upacara adat pernikahan, tentu saja dengan narasi  yang disesuaikan.

Selain untuk menandai telah selesainya masa belajar di sekolah, tata cara perpisahan dengan upacara adat, bertujuan untuk 'ngamumule'  (melestarikan) warisan budaya lokal, dalam hal ini budaya Sunda. Siswa yang akan pergi melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi diharapkan tetap mampu berpijak di bumi tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Raih ilmu setinggi-tingginya, raup pengalaman seluas-luasnya, namun tetap memelihara budaya tanah kelahirannya.(red)

Komentar

Tampilkan

  • Aki Lengser, Kesenian Mapag Wisudawan wisudawati RA dan DTA Attarbiyyah Leuwihalang.
  • 0

Terkini