Makassar - Pimpinan Rektor UKI Paulus menaikkan biaya wisuda. Biaya wisuda kali ini sangat tidak berpihak kepada mahasiswa karena ketetapannya sebesar 3 juta rupiah pada tiap wisudawan/ti, hal ini tidak dipertimbangkan data kuisioner online karena ada 434 responden, namun ada 421 orang yang menyatakan keberatan.
Mediasi sudah dilakukan oleh lembaga aspiratif mahasiswa, beberapa kali mediasi selalu tidak ada titik terang yang dikeluarkan oleh pihak birokrasi UKI Paulus.
"Biaya 3 juta ini sangat memberatkan. Melihat kemampuan dan latar belakang setiap calon wisudawan yang berbeda harusnya pihak kampus mempertimbangkan hal itu, bukan hanya melihat dari sisi pencapaian kepentingan kampus saja. Biaya-biaya yang dibutuhkan harusnya menampilkan rincian yang jelas supaya kami (wisudawan/ti) juga tahu bagaimana sebenarnya pengelolaan biaya wisuda di UKI Paulus, Sabtu (23/3)" ujar Novy selaku wisudawan
Mediasi terakhir yang dengan tuntutan transparansi dana ternyata juga belum juga dipublikasikan oleh pihak birokrasi.
"Mengenai transparansi dana wisuda belum menemukan titik terang. Mediasi terakhir hanya sebatas kesepakatan antara WR 3 yang akan menyampaikan aspirasi kami agar LPJ panitia nantinya bisa diperlihatkan kepada kami" jelas Dedi selaku ketua BEM-FT
Yang menjadi kejanggalan selanjutnya adalah informasi blanko, informasi tersebut berbeda secara rincian.
"Informasi yang kami dapat mengenai rincian dana wisuda tidak jelas. Karena yang keluar dipengumuman dan di blanko itu berbeda" Jelas Dicky selaku ketua BEM FIKOM.