TINDAKMEDIA.COM Cirebon - Cirebon memang menarik karena masyarakatnya masih memegang tradisi
leluhur. Salah satunya mider buyut di Desa Bulak, Kecamatan Arjawinangun,
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Dalam bahasa Cirebon, mider memiliki makna mengarak. Sedangkan buyut diartikan sebagai leluhur di desa tersebut.
Tradisi mider buyut di Desa Bulak telah dilakukan ratusan tahun silam. Prosesnya terbilang unik, yakni salah satu pusaka peninggalan leluhur masyarakat Bulak berupa tombak diarak keliling kampung oleh orang-orang pilihan.
Dalam bahasa Cirebon, mider memiliki makna mengarak. Sedangkan buyut diartikan sebagai leluhur di desa tersebut.
Tradisi mider buyut di Desa Bulak telah dilakukan ratusan tahun silam. Prosesnya terbilang unik, yakni salah satu pusaka peninggalan leluhur masyarakat Bulak berupa tombak diarak keliling kampung oleh orang-orang pilihan.
Sebelum tombak pusaka diarak, masyarakat
sekitar menyiapkan air kembang yang di tempatkan di depan rumahnya. Arak-arakan
dimulai dari kediaman kepala desa, karena tombak pusaka hanya boleh disimpan di
kepala desa terpilih atau yang sedang menjabat.
Rombongan pembawa tombak pusaka itu
berkeliling kampung sembari mencelupkan ujung tombak pusaka ke dalam ember
berisi air kembang yang ada di depan rumah-rumah warga. Masyarakat meyakini,
air kembang yang terkena ujung tombak itu memiliki khasiat yang luar biasa.
Itu bisa menyembuhkan penyakit dan menyuburkan lahan pertanian karena dapat digunakan pula untuk mandi atau menyiram sawah. Tradisi mider buyut merupakan tanda tanaman padi mulai berbuah alias jelang musim panen.
"Ini tradisi turun temurun, sudah ratusan tahun. Ini (mider buyut) dilakukan menjelang padi berbuah. Setiap tahun," kata Kepala Desa Bulak Mulyani kepada awak media, Jumat (1/3/2019).
Itu bisa menyembuhkan penyakit dan menyuburkan lahan pertanian karena dapat digunakan pula untuk mandi atau menyiram sawah. Tradisi mider buyut merupakan tanda tanaman padi mulai berbuah alias jelang musim panen.
"Ini tradisi turun temurun, sudah ratusan tahun. Ini (mider buyut) dilakukan menjelang padi berbuah. Setiap tahun," kata Kepala Desa Bulak Mulyani kepada awak media, Jumat (1/3/2019).
Lebih lanjut, Mulyani
menyebutkan tombak pusaka itu peninggalan dari leluhur atau pendiri Desa Bulak
yang memiliki nama Ki Buyut Kasmani. Tradisi mider buyut dilakukan setiap hari
Kliwon antara bulan Februari dan Maret.
"Ya memang, air yang dicelupkan tombak itu diyakini bisa menyeburkan padi dan menyembuhkan penyakit," katanya.
Seorang warga, Darini (23) tiba-tiba langsung mengguyur anaknya dengan air kembang yang sudah dicelupkan tombak pusaka. Darini juga mencuci muka menggunakan air tersebut karena yakin membawa keberkahan.
"Biar berkah, biar sehat. Ramai-ramai mandinya. Setiap tahun tradisi ini tuh," kata Darini.
Darini juga menyebut selain untuk mandi, air kembang yang sudah terkena celupan tombak itu bisa juga digunakan untuk menyiram tanaman padi. "Ya biar subur padinya," katanya. ***(Din/Asep) “Sumber Detik.com”
"Ya memang, air yang dicelupkan tombak itu diyakini bisa menyeburkan padi dan menyembuhkan penyakit," katanya.
Seorang warga, Darini (23) tiba-tiba langsung mengguyur anaknya dengan air kembang yang sudah dicelupkan tombak pusaka. Darini juga mencuci muka menggunakan air tersebut karena yakin membawa keberkahan.
"Biar berkah, biar sehat. Ramai-ramai mandinya. Setiap tahun tradisi ini tuh," kata Darini.
Darini juga menyebut selain untuk mandi, air kembang yang sudah terkena celupan tombak itu bisa juga digunakan untuk menyiram tanaman padi. "Ya biar subur padinya," katanya. ***(Din/Asep) “Sumber Detik.com”